Selasa, 05 November 2013
Some crazy words about love and life
• The best feeling in the world is when you realize you just don't care anymore
• Mom, Dad, don't worry, everyone failed that test
• Just because I can't sing, doesn't mean I won't sing
• I hate when people talk to me only when they need something. Like fuck off maybe
• My life, My choices, My problems, My mistakes, My lessons. Not your business, mind your own problems before you talk about mine!
• That moment when you talk to yourself and you start smiling like an idiot because you're just so hilarious
• Bored of being bored because being bored is boring
• I have a disease called awesome. You won't understand it since you don't have it..
• F.E.A.R = Fuck Everything And Run
• The real danger of chewing gum at school isn't being caught by your teachers, it's being caught by your friends....
• My life is a constant cycle of waiting for the weekend and then not doing anything when it comes
• I'm lazy as fuck.. If I ever had to run for my life, I would probably die
• When you set your alarm but then your phone dies during the night. -__-
• TWITTER makes you improve your writing. The 140 character limit forces you to master the art of getting right to the point
• When I say “there’s nothing to eat”…. I mean there’s nothing I like
• Of course I talk to myself, sometimes I need expert advice
• I wasn't mad. Then you asked me 10 times if I was mad. Now I'm mad
• My mind says homework but my heart says internet
• That extremely annoying moment when you're behind a slow walker and there's no way around them
• When you spell a word so wrong that spell check is like i dont know what to tell u man
• ( -_-) ( -_-) ( -_-) ( -_-) ( -_-) (O.O) (-_- ) (-_- ) (-_- ) (-_- ) (-_- ) When someone reminds the teacher about the homework...
• If you want to cry use a tissue, not your Facebook status
• “You look tired” is just a polite way to tell someone they look like sh*t
• Screaming "NOOOOOOOOO" when the teacher starts erasing the board when you're not done copying
• That awkward moment when you're not sure if something is your actual memory or if your brain made it up
• My days are backwards. I wake up tired and go to bed wide awake
• Doctor: "Ok, so what's wrong, how are you feeling?" Me: *Looks at mom waiting for her to explain*
• When a movie says "based on a true story" its automatically 100 times scarier
• Once you've accepted your flaws no one can use them against you
• A friend of mine said onions are the only food that could make you cry. That was before I hit him in the face with a watermelon
• The first person to have twins must have been really confused
• First thing I do in the morning: Look at the clock and hope I have more time to sleep
• In movies when ever people go under the sea I hold my breath, I almost died in Finding Nemo
• When I was kid, my social network was called "outside"
• When I am home alone, every noise I hear is a serial killer
• I wish tweeting burned calories
• Not only is my short term memory horrib
Selasa, 28 Agustus 2012
APA INI TUUH??
Judul yang pas seperti yang sekarang tengah aku rasakan. ‘Broken Heart’ banyak orang sih bilang seperti itu dalam kasus yang kini aku alami. Bingung, entah harus berbagi cerita ma siapa, maka ku putuskan untuk berbagi dengan laptop. Yeah, dengan cara mengetik seperti ini.
Sempat terpikir untuk cerita pada papa, namun ketika sang ayah tengah berada dalam pandangan mata berjarak beberapa sentimeter saja dari muka, mulut ini sungguh seakan terkunci rapat, ga bisa bicara apa-apa. Papa hanya datang ke kamarku, mengelus pelan rambutku dan bertanya kapan aku mau pulang lagi ke Jakarta.
Seharian ini aku benar-benar mengurung diri di rumah, jelas tak melakukan aktifitas apapun yang berarti. Aku ga bantu mamah di dapur, aku ga beres-beres rumah, aku ga nyetrika pakaian, aku bahkan ga nyapu dan ngepel rumah seperti yang biasa aku lakukan. Aku benar-benar free hari ini. Kerjaanku hari ini, hanya mendekam di kamar, ke kamar mandi untuk wudhu, ke dapur jika sudah di teriaki mamah untuk makan, dan ke dapur untuk buka kulkas. Mood ku sungguh menghilang dalam sekejap saja. Entah sampai kapan akan terus seperti ini, aku jg ga tau.
Dear Laptop…
Aku masih gag nyangka aku bakal ngerasain ini lagi. Hati yang bergetar menahan pilu… itu adalah status di Facebook ku beberapa jam yang lalu. Tepat sudah 24jam semenjak dia ucapkan kata ‘usai’ untuk hubungan kita yang telah terjalin selama 1tahun ini. Aku pikir, aku kuat, aku sanggup lalui hariku tanpa nya.. namun sepertinya untuk sekarang belum bisa.
Bagaimanalah aku bisa menahan tangis, bahkan ketika aku hendak curhat padamu pun aku harus di hadapkan pada sebuah foto kecil bergambar aku dan dia. Kamu tau bukan, proses dimana laptopmu di setting untuk di beri password? Nah, pada saat itulah muncul foto yang kumaksudkan tadi. Berlanjut dengan kursor laptopku yang ku desain dengan tulisan ‘Abby’, indah terlihatnya, berwarna merah dengan glitter yang menyala-nyala seperti lampu di Navv Karauke. Tapi walaupun indah, malah menambah perih ulu hati. Kamu tentu bertanya kenapa bukan? Yah, karena ‘abi’ adalah panggilan sayangku pada nya.
Huft…
Apa lagi yang harus aku ceritakan padamu..?? tapi aku ingin cerita. Bagaimanalah urusan ini, begitu pelik rasanya. Cinta itu rumit, dan akan selalu seperti itu.
Dear Laptop…
Aku akan berceloteh entah kemana juntrungannya, tapi aku harap kamu bisa setia mendengarkannya yaaa??
Alkisah dahulu kala aku punya 3 sahabat cewe dan 1 sahabat cowo. Kami begitu dekat satu sama lain, sama-sama saling memikirkan solusi untuk masalah satu sama lainnya. Kamu tau film KEPOMPONG yang slalu tayang di SCTV kn? Nah, kurang lebih kami dulu seperti itu. Semua anak-anak IPS tau kami, bahkan guru-guru pun sampai hati memanggil kami 5 boncel. Kamu tau arti dari boncel tuh apa? Itu bahasa sunda, yang berarti kecil atau kalo bahasa kasarnya seperti kerdil. Yeah, karena kami berempat adalah cewe-cewe kecil, tapi cabe rawit.
Aku memegang jabatan tertinggi di pramuka pada saat itu, Yuli adalah bendaharaku, Windy adalah penasehat di pramuka sekaligus cewe terpintar di kelas ku. Walau aku dan Yuli pun ga bisa di remehkan dalam urusan pelajaran, tapi tetep saja kami seringnya belajar dan banyak bertanya pada Windy. Nah, satu orang cewe lagi adalah Cima. Dia adalah ibu bendahara koperasi yang paling terkenal pelit bagi orang-orang yang mau hutang, namun sekaligus orang kepercayaan guru-guru untuk urusan koperasi sekolah.
Kami berempat dekat satu sama lain dari Pramuka. Nah, sedangkan yang cowo satunya lagi bernama Rafdi. Dia adalah ketua Ekskul Badminton di sekolah kami. Kami berlima sama-sama kelas IPS, dan sama-sama satu kelas. Oopps, aku lupa, kecuali Cima. Dia seorang yang beda kelas dengan kami berempat. Cima di kelas IPS 2 sedangkan kami berempat di kelas IPS 1. Karena sama jurusan, kita sering mendebat masalah akuntansi bersama, sembari menunggu rapat yang ngaret dari jadwal di surat undangannya.
Dari kami berlima, hanya Cima dan Yuli yang bukan anggota OSIS pada saat itu. Maka jadilah intensitas barengan aku, Windy dan Rafdi yang lebih banyak. Di sekolah ku, OSIS adalah Ekskul tertinggi jabatannya setelah MPK. Nah, barulah ekskul-ekskul lainnya seperti Pramuka, PMR,Paskibra,dll ada di bawah wewenang OSIS itu sendiri. Maka walaupun hanya Rafdi seorang dari kita berlima yang tidak termasuk anggota Pramuka, namun tidak menjadi alasan baginya untuk absen dari semua kegiatan-kegiatan Pramuka karena dia selalu mengatasnamakan dari OSIS yang memantau. Nyebelin banget kn?
Pertengahan kelas XI aku malah menjalin hubungan m Rafdi, alias pacaran. Namun itu tidak mengubah apapun dari persahabatan kita. Kita tetep deket satu sama lain, kita tetep aktif di kegiatan masing-masing, kita tetep care satu sama lain. Sampai akhirnya kelulusanpun tiba. Dari kita berlima, hanya aku yang meneruskan hidup keluar Ciamis. Rafdi dan Cima kuliah di sebuah Universitas Swasta di kota kami, mereka satu kampus tepatnya. Yuli dan Windy memilih untuk tidak melanjutkan kuliah karena masalah ekonomi. Dalam hati aku sungguh menyayangkan mereka berdua, 2 sahabat ku yang pintar terhalang tembok kesempatan yang sampai 2 tahun ini tidak menghampiri mereke berdua. Namun bagaimanalah akupun pada saat itu ga bisa membantu sama sekali.
Aku masih ingat pada saat kutanya mereka tentang alasan mereka tidak melanjutkan kuliah, mereka bilang padaku, “mungkin kita mau kerja dulu aja lan, itung-itung ngumpulin dulu uangnya, nanti-nanti juga kalo kesempatan itu ada buat kita, kita pasti nyusul ko kuliah.“ namun, sampai sekarang, setelah 2 tahun dari kelulusan kami, kesempatan itu nampaknya tidak pernah dating menghampiri 2 sahabat terhebatku tersebut.
Terakhir kudengar kabar bahwa ibunya Windy telah wafat gara-gara Kanker Payudara. Lengkap sudah cobaan Windy sejak saat itu. 3 adik-adik nya yang masih sekolah sekarang hanya bisa mengharapkan Windy, dan itu artinya memang sudah benar-benar ga akan ada kesempatan yang di harapkan akan datang itu. Sekarang Windy bekerja sebagai seorang Waitress di sebuah Department Store di Ciamis.
Berbeda dengan cerita Windy, Yuli lebih punya ambisi yang besar, walau bukan ambisi untuk kuliah karena lagi-lagi karena ‘kesempatan’ yang tak jua hadir pada mereka, namun Yuli lebih punya ambisi untuk mencari pekerjaan yang selalu lebih baik dan lebih baik lagi. Aku baru tau lengkap cerita Yuli 2 hari yang lalu, ketika aku mendatangi rumahnya. Selama 2 tahun ini Yuli sudah beganti-ganti pekerjaaan, sampai akhirnya sekarang ia telah menjadi seorang pegawai di Bank BTN di Tasikmalaya.
Oke, kembali ke topic awal.
Semenjak aku melanjutkan kuliah ke Jakarta, akupun melanjutkan hubunganku dengan Rafdi menjadi LDR. Yeah, kamu tau kn pacaran yang hanya bermodalkan pulsa. Alias pacaran ma Handphone. Awal-awal komunikasi kami lancar, kami sama-sama berkomitmen untuk setia. Tiap malam menjelang tidur, Rafdi akan menelpon, kami menceritakan aktifitas kami masing-masing. Lambat laun semua terasa hambar, aku yang butuh perhatian secara langsung, aku butuh orangnya ada, Rafdi yang selalu cemburuan, dia malah menceritakan gadis yang tengah dekat dengannya di kampus guna memancing aku untuk balik cemburu padanya. Konflikpun mulai timbul satu demi satu, di tambah aku pun dengar kabar miring tentang dia dari Cima dan teman-temanku yang lain yang juga satu kampus dengannya. Semua menambah kacau suasana, semua menjadi terasa aneh, terasa salah disana sini. Perbincangan kami setiap malam selalu di akhiri berantem, adu mulut. Pembicaraan di telpon menjadi lebih banyak mudharatnya dari pada manfaatnya.
Aku pada saat itu tengah dekat dengan seorang teman lelaki satu jurusan. Aku hanya bersikap terbuka, aku ceritakan PDKT nya dia terhadapku, namun kembali Rafdi yang gelap mata karena cemburu menanggapinya sinis. Aku hanya ingin cerita karena bagiku itu semua lucu, tapi ternyata tidak baginya. Sejak saat itu, dia seakan dendam atau entahlah akupun tak memahami dia pada saat itu. Satu malam, dia menelponku, dia cerita bahwa ia telah taruhan menaklukan satu perempuan di kampusnya, dan dia menang. Dengan polosnya dia berkata bahwa ia bingung, tak tega memutuskan si perempuan. Dan itu artinya, aku di dua pada saat itu.
Marah. Benci. Sedih. Semua berbaur menjadi satu. Sejak saat itu, hubunganku mulai merenggang dengannya. Di sisi yang lain, aku pun mulai merespon baik kedekatan teman lelaki ku di kampus. Walau belum jadian, tapi kami sudah seperti jadian. Sms saling mengingatkan ujian, bahas materi bersama, chatting hal-hal privasi yang menyangkut hati. Aku lupa klo Rafdi tau password Facebook ku, dia buka akunku lalu membaca semua chattingan ku dengan my secret admirer. Dan pada saat itu juga dia membanting laptopnya, yang baru aku ketahui setelah 2 bulan dari kejadian itu. Masalah kami semakin runyam, sampai akhirnya aku memutuskan untuk ‘usai’.
Setelah kami putus, kedekatan kami berlimapun menjadi putus. Aku benar-benar hilang dari mereka, mereka ga punya no aku, begitupun sebaliknya. Setiap aku pulang ke Ciamispun aku selalu ga berani untuk member tahukan mereka bahwa aku sedang ada di rumah, tidak sekalipun.
2 tahun kurang beberapa bulan aku tak pernah bertemu mereka. Aku tau beberapa kabar mereka dari teman-teman yang lain, tapi aku tak kunjung berani menampakan diri. Sampai kejadian itupun tiba. Tepat pada tanggal 26Agustus 2012, salah satu teman kami sekelas menikah. Ia mengantarkan undangan pernikahannya langsung ke rumahku. Sungguh tak enak hati jika aku sampai hati tidak datang menghadiri pernikahannya tersebut. Aku kebingungan, ga punya teman untuk datang bareng, akupun ga tau lokasi yang di maksudkan undangan tersebut. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk datang bersama sahabat-sahabat lamaku itu. Yuli, Windy, dan Cima. Sebelum tanggal nikahan itu, aku mencoba mencari no hp mereka semua dari Facebook. Aku tanya temen-temenku yang lain, mungkin ada yang punya.
Usahaku berhasil. Aku dapat no mereka, dan memang ternyata no mereka tidak pernah ganti dari dulu jaman sekolah. Hanya aku yang ganti no, dan hanya aku yang memaksakan diri untuk menghilang dari mereka. Kamu tentu bingung kenapa aku bisa tau no mereka masih lama kan? Karena dulu aku sempat hafal no mereka semua, dan ketika aku mendapatkan no mereka, aku ingat 3 ujung terakhir no no itu adalah no yang dulu.
Maka segera aku menghubungi mereka, segera aku mengajak kita berempat ketemu. Sengaja betul aku yang mengatur jadwalnya. Aku yang menentukan jam dan tempat kita akan ketemu. Aku meminta semuanya dating tepat pukul 8 pagi di mesjid agung Ciamis. Aku telah menyusun detail rencana pertemuan kami, aku berniat mengajak mereka sarapan di caffe terdekat dari sana, sembari ngobrol santai. Aku benar-benar mengharapkan pertemuan itu, aku merelakan taka pa jika harus aku yang mentraktir mereka. Tapi, sungguh disayangkan, semua di luar dugaan.
Hari H yang di janjikan, satu persatu sms masuk ke inbox ku dari mereka. Satu persatu menyatakan permohonan maaf karena tak bisa dating memenuhi janji reuni yang ku atur sendirian itu. Cima tidak mengatakan alasannya, Windy harus lembur kerja karena partner nya yang seharusnya masuk shift pagi sakit, Yuli ga diijinkan ibunya keluar rumah karena di rumahnya sedang ada acara keluarga. Tinggallah aku yang sudah rapih siap meluncur keluar rumah menjadi manyun, duduk kembali bingung mau berangkat ke pernikahan ma siapa.
Dengan modal nekad akupun berangkat tepat jam9 pagi. Tak apalah, aku bisa bertanya ke yang lain, pikirku selama perjalanan di dalam angkot guna penghiburan diri sendiri. Beruntung aku segera bertemu 4 temanku yang lain semasa di sekolahan dulu. Mereka satu geng dengan temanku yang sekarang tengah menjadi pengantin itu. Tak apalah, pikirku pada saat itu, yang penting aku tidak terlihat seperti orang bego karena dating sendiri.
Ketika sedang menyaksikan akad secara khidmat, datanglah teman-teman cowo sekelas ku secara rombongan. Dan satu wajah amat ku kenal, Rafdi. Aku sama sekali ga ada janjian ketemuan ma dia, tapi malah ketemu.
Selesai acara dari nikahan,kita sekelas memutuskan untuk karokean bareng. Berhubung setelah kelulusan baru saat itu kami bisa kumpul lagi dalam tingkat personalnya yang mendekati sempurna. Dari situlah aku di bonceng ma Rafdi, itupun karena ulah temen-temen lain yang ga ada hentinya mendorong aku untuk satu motor ma Rafdi karena mereka tau kalo kita sempat punya ada hubungan dulunya. Aku ragu awalnya, tapi yasudahlah toh itu kisah lama kn? Kita juga sama-sama dah punya pasangan masing-masing bukan?
Slama karokean aku mengajukan topic kekecewaan aku kalo Windy, Yuli, dan Cima pada ga dating. Akhirnya pulang karokean aku memutuskan untuk dating menemui mereka semua, niatku benar-benar sudah bulat bahwa aku ingin menyambung kembali hubungan silaturahmi dengan mereka, jika mereka ga bisa di tempatkan dalam satu tempat dan satu waktu biarlah aku yang dating mendatangi mereka, pikirku pada saaat itu. Dan saat itu, Rafdi menawarkan diri untuk nganterin aku menjalankan niatan itu.
Yang namnya udah ketemu sahabat lama, selalu ga bisa sebentar bukan, selalu lupa waktu…
Awalnya aku mengunjungi Windy ke tempat dia kerja, aku dan Rafdi hanya memesan minuman. Sambil curi-curi kesempatan dari bosnya. Windy menghampiri kami untuk sedikit berbincang guna melepas rindu. Sampai jam 3 kami di sana, lalu kamipun melanjutkan ke rumah Cima. Disanalah tempat terlama kami, segala macam kami ceritakan, dari mulai perjalanan cinta Cima slama aku ga tau kemarin-kemarin, tentang masalah nilai-nilaiku, juga Cima dengan semangatnya menceritakan Rafdi dengan pacar barunya yang menurut Cima sok berkelas, hahaha.. aku bener-bener senang bisa bernostalgia lagi dengan sahabatku yang satu ini.
Tapat jam 5 sore akupun pamit pulang dari rumah Cima, lalu lanjut ke rumah Yuli. Niatanku hanya akan sebentar saja, apalagi di tambah beberapa bulan yang lalu saat adik satu-satunya meninggal aku tidak sempat pergi melayat karena posisiku yang terlalu jauh dari Jakarta, makanya aku memaksakan diri untuk dating ke Yuli guna meminta maaf secara langsung karena duduk perkara itu. Namun, semua kembali di luar dugaan, ternyata di rumah Yuli sedang ada acara walimatu safar, jadi kami kembali di paksa parasmanan untuk yang kedua kalinya, padahal jam telah menunjukan setengah6. Tak enak menolak, dengan sangat terpaksa akupun makan. Dan kami baru bisa pamit pulang dari rumah Yuli tepat jam6 kurang 15 menit.
Dear Laptop…
Abi ku marah besar ketika besoknya dia tau aku seharian jalan ma Rafdi. Itu yang jadi alas an dia mutusin hubungan kita. Menurutmu itu bijak kah? Dengan tiba-tiba dia mutusin aku gitu aja besoknya setelah dia nelpon Cima, dan tau semuanya dari Cima. Dia ga Tanya dulu ke aku, dia ga mastiin semuanya ke aku terlebih dahulu, dia ga minta penjelasan dari aku, dia tiba-tiba bilang putus.
Aku bener-bener shock. Dia bener-bener jahat. Dia ga percaya kan ma aku kalo gitu caranya?? Udah 1 tahun kita jalin hubungan ini, dan hanya karena masalah gini doing dia dengan mudahnya ga percaya ma ku..
Aku kecewa, sangat sangat sangat
Aku SAKIT HATI BANGET
Aku memandang dia begitu picik mikirnya, dia cuman bisa mandang Rafdi tuh mantan aku, padahal di lain sisi kita berlima tuh saling terhubung.
Dear Laptop..
Puncak ‘Benci’ aku padanya saat sahabat terdekatnya sms aku, menanyakan soal hub kami. Dan saat itu juga aku certain semuanya, detail kronologisnya, aku berharap banget pandangan dari seseorang yang bisa melihat masalah ini secara objektif. Namun ternyata aku salah, jelas dia adalah teman terdekat dari pihak sana maka dia akan sulit melihat semua ini dengan bijak seperti mau ku. Kamu mau tau respond dia gimana setelah aku certain semuanya? Ini aku kutifkan beberapa sms kami,
ini balesan dr agus, temen awis itu,,
Wew.. Seharian lan,aduh gmn ya.. Lu inget ga pas qt ikut pindahan mama andika, sela cman smsn n tlponan ma ahmad mantan’a, gw udah gtu kan d mobil, apa lg mpe ktmuan lam2. Bhkan klo dia crta2 ttg ahmad gw tutupn kuping gw lan. Yah, ini sig w, dn mgkn darwis brfikiran sma ky gw.. lu bleh Tanya sela deh, bgmn protektif’a gw k dia dr mantan2’a.
trs aku bls lg gni,,
Nah itu, gw udh crita panjang lebar, lu jg sama aja m awis.. liat sisi lain’y jg bhwa qt br5 trhbung satu sama lain, qt br5shbt lama.. rafdi bonceng gw bkn smata2 mau jd mantan baik yg sok pahlawanbrsedia ngntern gw, nggak.. tp krn emg dy jg kngen m yg lain’y, dy jg btuh m Windy, Yuli, n Cima.. smnjak qt putus, qt br5 bnr2 jd jauh satu sama lain’y.. itu point’y, dan ky’y baik km atopun awis gbs liat point trsebut.. huft…!! Gw ga tau hrs gmn lg skrng.. gw ga tau hrs crita m sp lg, jaga awis ya gus, ,, cela satu bs mnghancurkn smua kbaikan yg tlh trbentuk.. salamin mf gw m awis..
ini blsn agus lg,,
Coba lani renungin deh, awis jalan ama mantan nya seharian? Boleh ga? Gw rasa susah bg darwis anggp rafdi teman untuk lu, tp knytaan nya dia itu mantan lu, mantan ttp lah mantan..
Maafn abi juga ya ay, abi bener2 g bsa nerima kata2 yg nama nya manta.. bhkan sampe jalan.. semiliar kebaikan yg tlah lani berikan wat abi slalu akan abi simpan.. abi sayank lani.. maav dr td saya nyamar, mungkn dngan cara ini kamu bsa bales..
Deg!! Aku beneran kaget, jadi selama tadi aku smsn tuh… Ya Allah,, salah apa aku sebenarnya ya?? Aku tau semuanya trasa salah, tp aku gag tau dmn letak salahnya.. sampai salah satu teman kosanku sms, Anggi.. dia selalu bijak memandang cinta. Aku coba utarakan maksudku, aku crita bhwa aku putus m awis, dia mutusn aku sepihak, aku dah crita ma tmn deketnya brharap bs dapet pencerahan atas kekalutanku, berharap akan diberikan satu solusi dr berpikirnya yg objektif, tp ternyata aku salah besar.. aku mengajukan diri untuk memforward smua sms2 ceritaku yg ke temen awis itu untuk aku kirim ulang pada nya, cape jika harus aku ketik ulang.. maka inilah smsn ku dengan anggi, yang sejak saat itu mbuat aku sadar akan satu hal.
ini sms blsn dr anggi..
Aku mewek huhu, pa kalimat trahir. Bukan gni cra’a yg dbilang syg.. bhong awis bilng syg. Syg itu penuh ampunan asalkan janji serius g ngulang ksalahan. Allah aj mha pngampun mski dosa besar. Smw’a cm salah paham. Ga adil memang.
Air mataku langsung tumpah lagi baca balesan sms dr anggi itu..
lalu aku bales lg kyk gni
Niat aq baik kn ay? Aq th cmn pngen nymbungn lg tali silaturahmi aja..tp emg mgkn cra’y yg salah ya? Aq jg khilaf, udh tau awis cemburuan, hrs’y kmrn aq tolak aj rafdi pas nwarn bareng th, biar aq naek angkot dan dy d mtor.. tp bgaimnalah ini, nasi udah jd bubur, aq seakan penjahat d mata awis
anggi bls lg gni,,
Mantan emg ttp mantan. Uda expire, g perlu jd beban pikiran, uda lmpau.. dan awis kekasihmu sekrang dan untuk kdepan,. Dg maaf tulus n jnji g ngulang kjdian kyak gt. Tetep ga dpt ampunan, kabur semua indah kenangan. Itu bukan syg yg dy mksud. Siksa lahir batin yg dy lakukan skrng n untuk smuanya,, huhu
Poko’a bhong dy bilang syg. Ga ga ga… iyaudah, sholat dh minta pncerahan bt buka hti awis. Km pasti bs, aq qt dsini
lanjut aku bls sms nya gni
Yg laen, anak2 kosan tau? Iyah, mkasih.. aq tau, km bs mmnandang msalah ku ini dg objektif.. mata ku udah jelek bgd, dr smlm nngis.. bkn nngisin putus, tp ga percaya klo darwis jd bgtu sangat brbeda, ga nyangka dy sjhat itu m aq… dr kmrn aq dh ngrsain ada yg salah, tp aq ga tau apa.. pas bc blsn mu, aq jd tau letak salah’y itu dmn, dan aq jd nangis lg.. mksih bnyak ya ay..
lalu anggipun menanggapinya spt ini
Prubhan dy mungkin bs jd krn LDR, LDR itu bth prhatian extra dr psangan’a.. smua org tuntut keadilan.. blm ada yg bhas si, pd ngampus yg lain,, ywdah smngat, ga ad pelindung pnyayang pemberi kbhagiaan yg trbaik dan trsempurna selain Allah ay.. km mungkin lg d hokum / mlah dberi ptunjuk, krn km kemaren2 lalai m Allah gra2 awis.. krn dy bkn figure yg baik bt agama n khidupanmu
Selesai sudah smsn ku dengan anggi.. kata2 trakhir dia sungguh membuat ku tertegun. Mungkin memang ada benarnya yg dibilang anggi tersebut. Aku sudah ga ingin banyak kata lagi, karena bagi ku sekarang terlalu banyak kata malah akan semakin mempruncing semuanya… trkadang karena kata2 yg tidak pas mlh mbuat luka hati semakin menganga, walau maksud hati bukan ingin mnyampaikan itu, tp trkdang kita bingung untuk mngungkapkan sesuatu ug ingin kita sampaikan trsebut, mkanya d situlah kita mbuat kesalahan gara2 kata2 yg tidak tepat terucap dr mulut kita trsebut… sekarang, aku hanya ingin diam.. Biarlah SANG WAKTU yang akan menyembuhkan semuanya menjadi senormal biasanya lagi,, aku serahkan semuanya pada mu WAKTU.
Rabu, 21 Maret 2012
kisah2 kita,,,
Kurang lebih dua minggu telah berlalu dari mimpi indah akan perjalanan baru kita selama satu bulan kebelakang. Entah apa yang akan aku utarakan saat ini, satu hal yang aku tau… aku merindukan kalian semuanya…
Masa-masa satu bulan kemarin sungguh tak bisa terbayangkan betapa berkesannya.
I am really miss you all guys… I just want to remember you always ever after… so, now I’ll to write everything about us, about my journey, and about ‘awareness’.. before all of moments was forgot… (oalahhh… ni grammar nya acak kadut bener nih ye kyaknya y..?? hehehe)
Mari lupakan sejenak tumpukan tugas kuliah, serta berbagai urusan kosan, dan deadline tugas yang telah menanti hanya untuk satu malam ini saja.. sebelum semuanya terlambat, #lho… ko kayak apa aja ya terlambat bahasanya..??
Yaaah, intinya sebelum semuanya terkubur terlampau dalam oleh berbagai aktifitas kampus dan keseharian kita, hingga pada saatnya kita bener2 gag punya arsip kenangan moment kemaren, bner gag seh? (udeh lah ya, jngan ngomongin EYD dlu ok tuk saat ini, biarlah semuanya mengalir apa adanya about my writing,, hahay,)
Once upon a time…..
Waduh…. Lho ko??
Haha, hnya ingat ucapan akang ku aja, krn beliau selalu berucap demikian setiap akan memulai pembicaraan,, #lho lho.. kan ini bukan pembicaraan ya, ini kan hnya tulisan.. huhu
Kalo boleh jujur, sebenernya rencana ke Pare adalah sesuatu yang di luar dugaan, di luar planning ku.. akhir UAS d kampus ku tanggal 14 Jan 2012, lalu aku memutuskan untuk segera pulang kampung ke Ciamis. Rencana itu keluar begitu aja dari ucapan bang Darwis, “tau gag ay, si Yuzar mau liburan ke Pare.”
Aku langsung merespondnya dgn antusias, kejadian itu berlangsung 3hari sebelum keberangkatanku pulang ke kampung halaman, tepatnya pada tanggal 11 Jan 2012. Percakapan kami seringnya di lakukan sembari melakukan perjalanan di sepeda motor. Aku memiringkan sedikit kepalaku ke sebelah kanan guna mendekatkan pendengaranku pada apa yang dia katakan, lalu ia akan mengkhususkan satu spion motornya yg sebelah kanan untuk melihat aku melalui kaca spion tersebut.
Kami membicarakan banyak hal mengenai rencana baru tersebut, berdebat akan banyak hal kecil (walau hal2 kecil tersebut banyaknya timbul dr dalam benak diriku sendiri), lalu ia akan menjawabnya dengan senyum santainya sembari berucap, “slow Lan…”
Saat itupun tiba, tepat saat aku menyelesaikan UAS terakhirku, segera aku menghubungi nya. Ia mengajak ku berunding ulang tentang rencana ke Pare, kembali dengan kebiasaan kami yaitu berunding sambil jalan2 d motor, “sambil terakhiran ma kamu, sebelum kamu pulang Lan”, Awis said.
Bada ashar, dia mengantarku ke Terminal bus Lebakbulus. Tepat jam 5 sore, bus yang aku tumpangi mulai bergerak maju. Perjalanan Jakarta-Ciamis tidak memakan banyak waktu, hanya 6-7jam aja. Jam11 malam bus sampai di terminal terakhir, yaitu Terminal Tasikmalaya. Lama aku menunggu bus jurusan yang aku tuju tak jua muncul. 20 menit berlalu lengang, dan aku merasa agak sedikit takut. Namun, 5 menit kemudian muncul juga bus Budiman yang aku inginkan. Segera aku naik ke dalam bus tersebut, duduk dengan manis, lalu menyiapkan uang 5rb untuk ongkos bus nya. Setengah jam, kurang lebih perjalanan Tasik-Ciamis. Jadi tepat tengah malam, bus tersembut sampai d depan rumahku.
Keinginanku untuk pergi ke Pare baru aku utarakan pada papa setelah 2hari kemudiannya.
Di luar dugaanku, ternyata kedua orangtua ku merespond baik planning ku tersebut, terutama papa. “Tapi pa, uangnya gimana?”, tanyaku cemas plus ragu.
“Orangtua mah pasti bener2 mngusahakan apapun demi pencapaian terbaik anaknya, tenang aja teh..”, lembut ayahku berucap demikian sembari mengelus rambutku.
“Coba teteh list, kira2 berapa total uang nya buat ke Pare itu ya?”
“Tapi pa, kan belum bayar uang semester juga, pasti bakal gede banget nanti jumlahnya..”
“Coba d rincikan dulu ya sayang..”
Percakapan berujung pada saat papa memberikan aku uang tunai 3jt. rupiah, wow…
Lalu, keesokan harinya aku kembali ke Ciputat. Mulai packing untuk ke Pare dengan wadah satu koper besar yang dengan sengajanya baru aku beli 2 hari sebelumnya, #niat bgd ya mau bawa barang banyak, haha…
Hari yang dinantikan pun tiba, tepat pada tanggal 24 Jan 2012.
Selama masa karantinaku di rumah kemarin selama 10hari, aku lebih banyak menghabiskan waktu untuk searching mngenai info2 about Pare.. Disana d katakana bahwa masa belajar d Pare ada 2 periode, yaitu periode 2 minggu dan periode sebulan.
Untuk periode 2 minggu pun ada 2, yaitu periode tanggal 10 dan tanggal 25. Sebenarnya kita mengambil jam pemberangkatan tanggal 24 bukanlah sebuah rencana, #lagi2 terjadi tanpa perencanaan yang jelas. Rencana awal, kita ingin berangkat tanggal 22 Jan, tapi ternyata Allah berkehendak lain. Saat Awis hendak membeli tiket kereta tanggal 17 Jan, ternyata pembelian tiket berlaku untuk tiket yang akan d pesan untuk satu minggu ke depannya, jadilah kita mendapat jadwal pemberangkatan dalam tiketnya tanggal 24 Jan 2012.
Ok, back to story about our journey…
Dari Ciputat kita berangkat berempat, aku, Dede, Darwis, dan Yuzar.. Bada Dzuhur kita segera pamit pada temen2 kosan #udah kayak mau ngelepas orang yang mau berangkat haji aja, rempong… haha. Awal dari kisah semuanya bermula dari sini….
Dari kampus kita start menuju Stasiun Pondok Ranji dengan menggunakan taksi. Sepanjang perjalanan tak henti2 nya Awis trus berceloteh senang mengenai kita bertiga.
“Gimana zar, nah.. naik taksi tuh kayak gini ya anak2..”
“De, di elu kagak ada taksi kan, huh apalagi di Ciamis.. jangan di tanya, jelas gag akan ada.”
“Mereka bertiga tuh pada belum pernah naik taksi..”, ucap Awis bangga menyatakan hal memalukan tersebut pd pak supir, dan pak supir pun hanya merespond nya dengan senyum simpul nya saja,,, “hahaha.. puas, rasain…”ucapku jahat dlm hati.
Saat itu aku hanya bisa manyun, dongkol.. sambil berucap dalam hati, “tunggu aja ntr lu wis..”
Pukul 13.50, jarum jam pada jam tanganku mengarah demikian sesaat setelah kami tiba d tempat tujuan. Awis bawa bag packer, dede satu tas gendong kembung #karena isinya yang over dosis saking pengen bawa tas cuman satu doang aja, sedangkan aku? Jangan tanyakan, jelas aku bawa satu koper super gede, segala macem barang aku masukin koper… dari mulai sepasang kamus John M. Echols, 10 hanger, payung, sandal, ect. Hhahaha… dan yang paling simple hanyalah Yuzar, satu tas tipis menempel pada punggungnya seperti yang hanya akan pergi berangkat kuliah saja #tipis karena saking bedanya ma tas dede yang gembung..
Segera kita sibuk membawa barang kita masing2, lalu berjalan masuk ke dalam stasiun nya setelah sebelumnya membeli karcis kereta.
Lama kita menunggu kereta yang di nantikan tak jua keliatan muncul, tanpa kusadari setiap 15 menit sekali aku melihat jam tangan yang menempel pd pergelangan tangan kiriku. Gundah, cemas, taku, semua perasaan itu berkumpul jd satu… jam telah menunjukkan tepat pukul setengah 4, dan pada saat itu kereta jurusan Stasiun Tanah Abang pun nongol… serentak kita berempat menghembuskan nafas lega, “Alhamdulillah…”ucap kami serempak…
Ketika telah di dalam kereta, rasa cemas itu ternyata msh belum bs sembuh dr diriku.. kami tidak mendapatkan jatah kursi, maka dr itu kami berempat berdiri di dalam kereta tersebut. Perjalanan telah berlangsung selama kurang lebih 5menit, namun bg ku terasa spt lama sekali, aku bertanya pd Awis mengenai berapa lama lg kita sampai, lalu ia hnya menjawab pertanyaan ku dengan menjawil pipi kananku sembari berucap, “dasar bawel…”. Maka akupun mengaduh “Aw…”, atas respond sakit karena ulah nya itu. Merasa sebel padanya, akupun memalingkan wajah dr nya dan berubah arah muka pada Yuzar.
Tepat pukul 16.00 kurang 10 menit kereta yang kami tumpangi berhenti di Stasiun tujuan kami. Kami tak membuang banyak waktu, segera turun dari kereta, lalu mencari kereta kami sesuai yg tertera dlm karcis yang telah satu minggu tinggal di dalam dompetku. Hhaha… #kayak apa aj ya tinggal,,??
Kami menanyakan posisi kereta kami pada salah satu petugas dsana, alhasil tanpa babibu lagi segera kami menyalip orang2 yang berkerumunan di depan kami, takut ketinggalan kereta soalnya… Urgent brow… oia, saat itu koper ku yg segede alaihim d bawa m yuzar, ia membopong koperku d atas pundak nya… Thank you very much yaaaaah Yuzar,,,!!
Setelah menemukan kereta yang sesuai dg yg di katakana karcis,, #lho, emang karcis bs ngomong toh..?? ah.. pkoknya gt,, lalu kita segera mencari kursi kami sesuai yg di katakan karcis jg,,#lho… bhs’y ko d katakana karcis lg ya..? ah… bodo amat, who’s care??
Ternyata dan ternyata, kursi Yuzar gag barengan kita bertiga, yaaah…kasian Yuzar sendirian…
Huhuhu.. ketika kita msh sibuk dengan posisi wenak kita masing2, (atau yg lbh d kenal dgn istilah PW), Yuzar malah mencari mushala terlebih dahulu untuk menunaikan shalat Ashar,, dlm hati aku berucap,”shaleh amat ya Yuzar tuh, padahal wktu udh mepet kayak gni, apa gag takut ketinggalan kereta ya tu orang..??”
15 menit berlalu, namun kereta belum jg menunjukkan tanda2 akan segera berangkat, pada saat itu kita melihat Yuzar yg masih tampak celingukan mencari kursi nya sesuai yg dikatakan karcisnya #lho….., lalu kita memanggilnya, Yuzar pun menghentikan langkahnya lalu menghampiri kursi kami, aku memberikan Yuzar satu bungkus snack dan crackers buat nemenin dia, namun ia menolaknya, ia hanya mengambil snack nya aj, walaupun kita udh berusaha bujuk untuk mengambilnya semua, ttp aja Yuzar gag mau,, hoho, ya sudahlah…
Kursi kami saling berhadapan, tiga kursi berhadapan dengan tiga kursi. Di dekat jendela kereta ada sebuah meja kecil untuk menyimpan makanan minuman. Aku, awis dan dede duduk dlm satu kursi sejajar, di hadapan kami telah ada seorang wanita dan seorang pria tengah mengobrol. Yang pria ternyata bertujuan mau ke Solo, sedangkan yang wanita mau ke Malang. Wah… ternyata diantara mereka tujuan kamilah yang paling jauh, KEDIRI. Seling 5menit berlalu, si pria akhirnya menghentikan pembicaraan dgn yg wanita, lalu tujuannya berubah pd kami brtiga. Tak lama kemudian, penumpang pemilik kursi di hadapan kami pun muncul.. pd saat itu juga, tiba2 muncul ide tersebut dr kepala Darwis, “mas, ada teman saya dpt kursi di gerbong belakang, boleh tukeran kursi gag sama mas, jd biar teman saya tersebut yg duduk di kursi nya mas, dan mas yg jd duduk d kursi teman saya tersebut.” Lalu orang yg d ajak bicarapun merespond nya dgn sangat baik, “oh, iya.. boleh,” sip.. dan akhirnya sepanjang perjalanan inilah, kita mulai mengenal satu sama lain, selama 20 jam lamanya.
Oke, karena tulisan ini menceritakan ttg d pare, atau terlebih khusus nya ttg touring at Dieng kita, so untuk cerita di kereta nya aq skip aja… terlalu lama soalnya klo mau aq critain juga dsni, or ntr deh klo msh ada waktu dan tenaga aku wt ngetiknya, baru menyusul cerita sewaktu d dalam kereta 20jam,, haha..
Oke, let’s begin…
Tau gag she kalian, kita semepet nyasar tau di pare… lucu amet dah klo dipikir2 lg,, idih, nggak bgd kita nyasar d jalan Brawijaya lho…
Jd gni lho, kereta kita kn nyampe d Stasiun Kediri tepat jam 11 siang tgl 25Januari. Dr situ kita naik becak, satu becak wt 2 org,, #sudah dpt d pastikan bkn pasangan’y gmn,, hihihi…
Tp jd simetris dung, krn yg gede ama yg kecil jd kn pas.. coba klo yg gde m yg gde, ntr kasian dong m abang becaknya… hhehehe
Kita turun d perempatan, (ntah perempatan jalan apa itu, aku lupa…) lalu lanjut naik angkot, #yaah,,, walau bg ku, panggilan angkot untuk mobil spt itu terdengar agak aneh, sebab yg aku tau mobil seperti itu bukan angkot krn angkot itu lbh ke mobil yg berwarna, spt merah, putih, merah, biru ato ijo, dgn berbagai no sesuai jurusan angkot tresebut… tp sudahlah, gag d pikirkn terlalu jauh, who’s care about it?
Naah… satu angkot tersebut, qt barengan m anak cewe yg ntah Course apa namanya dia turun, dan 3 org yg mau ke Global course. Mereka berempat telah turun terlebih dahulu, tinggallah kita berempat yg msh tertinggal d dalam angkot asing tersebut. Segera Darwis menghubungi Mr. Rahim, salah satu tutor kenalan nya, yg sejak awal telah mengarahkan perjalanan kami, dgn bermodalkan pulza minjem dr aku,, hihihi…
Bolak balik kita d jalan Brawijaya, ntah sudah brp kali balikan… sambil kebingungan, Darwis mencoba menghubungi no Mr. Rahim yg sejak td d hubungi tak jua d angkat.. setelah berhasil d angkat, segera ia berbicara menjelaskn ttg situasi kita yg tak jua bs menemukan Course bernama Awareness… aku bs membaca raut muka Awis waktu itu, ia tampak bingung sekali, akhirnya ia menyerah iapun segera menyerahkan hp ku pd pak supirnya sembari berkata, “ni pak… tolongin ya pak, aku gag ngerti, aku kn bukan org sini…” ckckckck…
Nihil… tlp malh terputus, ntah siapa yg menutup tlp dluan aku gag tau… namun yg pasti, pak supir msh merasa bingung mngenai lokasi tujuan kami, tp mau meninggalkan kita d wilayah asing jg mungkin ia ngerasa gag tega lah pastinya m kita… dilema jg kan ya,,?? Untuk yg kedua kalinya d dalam situasi nyasar itu Darwis kembali mencoba mnelpon Mr. Rahim, kembali d angkat, dan kembali darwis mnyerahkan wewenang mencari jalan tujuannya pd pak supir… terlihat pak supir manggut2, lalu berucah “enggeh…” (bnr gag sih spellingnya kyk gt..?hhehe)
Tak lama kemudian mobilpun berhenti, (ntah dmn persis lokasinya aku lupa, #lho… perasaan aku bnyak bgd lupanya ya,, ckckck…)
Disana telah berdiri seorang lelaki sepantaran paman saya, mungkin usianya sekitar 27-30, perkiraan ku aja… segera Drwis turun dr mobil dan segera menyalami beliau, aku menerka pasti beliau yg bernama Mr. Rahim iyu… rasanya males sekali untuk turun dr mobil, bukanya betah d dlam mobil tp udh terlalnjur cape hati gra2 nyasar, blm lg ada rasa deg2n jg krn kita udh nyampe camp nya, hhehe… jadilah rasa2 nya aku LD… (oia, perkenalknan, LD adalah singkatan dr Lemah Datangnya… artinya males bgd,, bhs anak2 LALALOLO, anak2 touring kita d uin jkt).
Aku kira, tempat turun kita dr angkot tersebut adalah tempat kursusan nya,, eh ternyata aku salah… itu cumin alternative, biar pak supir gag makin puyeng nyari2 Awareness.. hahaha…
Soalnya, setelah 5menit pak supir pergi pamit meninggalkan kami, seorang lelaki sepantaran Mr.Rahim dtg dgn sebuah sepeda motor.. ia dtg untuk menjemput kami, maka Darwis pun segera naik d bonceng olehnya… lalu, 5menit kemudian Darwis dan kakak yg tadi kembali dtg dgn motor yg berbeda, maka jadilah aku dan Dede rempetan d motor Darwis dan Yuzar d bonceng oleh kakak tersebut. Nama kakak tersebut adalah Mr. Faruq, dan aku baru mengetahui nya setelah 2hari kemudian setelah hari pertama aku d Awareness.
Hari pertama nyampe d pare, tepat tgl 25 dan itu artinya adalah hari pertama juga untuk memulai program d kursusan.. tp untuk kita apa sh yg gag bisa selama ada darwis,, hhaha.. ketika sdg daftar mngurus peradministrasian, Darwis minta bolos untuk gag masuk dlu hnya untuk hari itu,, so what? ”That’s fine, never mind”, Mr.Faruq said. hhehehe
Kita mngambil program VIP (Very Important Program) plus camp. Dsna kita dpt 4program, yaitu Sound Structure 1 & 2, Speaking 2 & Intermediate Speaking. Plus program dr camp, (study camp setiap bada Shubuh and bada Maghrib) dan juga Study Club setiap bada Isya ampe jam 9 malam… tau gag sh, awal ketika pendaftaran waktu itu sebenernya sedikitpun aku bingung, aku gag ngerti lho mngenai prosedur tersebut,,, aku baru paham setelah 3hari berjalan belajar, hhehe… maklum, klo kata si darwis mah “kamu kn emang oneng, pentiumnya emng lola..”huft…
Nah…. Setelah beres dr office, kita d anterin ke camp… aku ma Dede dpt di Camp4, sedangkn Darwis &Yuzar dpt d Camp Office..sedih amet tau,, tutor di camp kita lg pulkam, said ibu yg punya rumahnya… so kita gag bisa lgsung masuk camp,padahal maunya tuh kepengen rebahan badan, maklum udh perjalanan hampir 24 jam brow… capeee sangggaaaat…..
Bengong, LD, kucel… itulah sedikit gambaran ekspresi wajah kita berdua, duduk termenung dgn tatapan nanar memilukan setiap org yg memandangnya,, hiks… kita duduk di sofa samping Camp4, yg deket tempat sepeda2 sewaan milik ibunya… aku ma Dede sama2 diam, sama2 tau sdg LD, dan sama2 mendengarkn obrolan si ibu m anaknya yg tak kami mngerti sedikitpun mereka tengah membicarakan apa.. adzan Dzuhur telah berkumandang, namun kami msh terlihat berantakan spt korban pengungsian yg bingung krn kehilangan tempat tinggalnya, #lho….
Pkl. 12.10 Darwis sms, dia blg klo dia udh mandi dan telah selesai beres2 barang, dia ingin mengajak kita luch together,, sedihnya aku baca tu sms… “jngankan lunch, mandi aja kita belum,,”pikirku dongkol dlm hati..
Pkl 12.30, dua orang perempuan dtg ke dpn Camp4, ku ketahui nama mereka setelah 15 menit kemudian… ternyata kunci Camp kami ada pd mereka. Nama mereka Lia dan Ana, mereka dr IAIN Sunan Ampel,” wow… saudaranya UIN juga dund ya?” pikirku ngomong pd diri sendiri..
Setelah masuk ke dalam camp, segera aku dan Dede memilih kamar yg cocok bg kami… setiap kamar mempunyai ukuran yg berbeda, maka untuk kapasitas org yg berbeda2 pula.. setiap kuotanya tertera di depan pintu kamar masing2.. saat pertama memilih, kami memilih kamar dgn tulisan yg tertera di pintunya untuk kuota 6org, jelas itu adalah kamar terbesar yg ada d sna.. namun, ketika aku hendak membereskan brg2ku, dan memasukkan baju2 ke dalam lemari, ternyata kamar tersebut telah ada pengisinya, krn d dlm lemari tersebut telah terisi barang2 nya.. setelah di amati, ternyata eh ternyata itu adalah kamar tutor kami yg sedang pulang kampung… alhasil sejak saat itu, segera kami keluar dr kamar tersebut, ngeri… hahahaha
tak lama kemudian muncullah satu teman baru kita, ia adalah Wulan dr UNY… Wulan tinggal sendirian di kamarnya yg memiliki kuota untuk 3org, maka jadilah aku dan Dede tinggal di kamar tersebut bersamaan dg Wulan.
Lama kelamaan Camp kami semakin ramai, ada Aisyah dan Via, mereka adalah calon2 bidan..
Ada Dita seorg calon perawat, ada mbak Berty dan teh Apiw dr Unpad (mrk calon2 apoteker), ada ustadzah Nia (uppss… jd keceplosan blg ustadzah, tu tuh panggilan nya Awis.. tp kyak’y jd d ikutin ma semua warga Awareness deh, hehe), ada Widya & Ririt yang gokil abis (mrk satu profesi ma aku dan Dede, calon guru English,, hehe), ada Resti dr jur Psikolog, (Resti udh jd kyk anak angkat ku, dia ampe sekarang manggil aku dg nama ‘mamah’ dan ke darwis ‘papah’..ckckck), ada teh Anggi dr bandung, satu komunitas dg teh Berty dan teh Apiw hnya saja teh Anggi dtg nya telat 2 minggu dr kedatangan kami).. oh iya, dan satu lagi, tutor kami semua… Miss Uzy... (duuh… tau gag sih, aku nulisin nama2 kalian sekarang tuh ngebayangin letak kamar masing2 dgn penghuninya tuh spa aj,, jd kangeeen tauuu…)
Banyak banget kisah kita selama 1 bulan di pare kemarin…
Oia, dsna kita punya 2 base camp lho klo kita lg bad mood… yaitu warung Ibu cantik, ato warung mbak Titik… warung ibu cantik terkesan enak buat nongkrong, tempatnya tertutup, atapnya oleh semisal daun2 kering gt jd rasa2nya adem aja klo diem d situ tuh walau lg sepanas apapun hawa d luar, duduknya kita lesehan, ibu dan mbak cantik nya (anak dr ibu cantik)juga baik2, ramah2…apalagi d tambah dgn adanya TV untuk para pembeli, makin menambah komplit alasan kita wt nongkrong dsna semakin meyakinkan aja… hehehe (abisnya TV d camp kita lbh bnyak acara konser semutnya dr pada acra asli dr siaran TV nya itu sendiri,,,) tp, untuk masalah harga bs d bilang mahal klo d bu Cantik itu, emang sih klo patokannya ma warteg2 yg ada d Jakarta emng standar, sama ko… tp klo patokannya m harga d warung2 nasi d Pare, harga d bu Cantik bs d blg mhal… naah… klo d mbak Titik justru sebaliknya, dsna muraah bgd, ya tp gt tempatnya emng gag terlalu PW… aku bnrn bangga certain harga makanan2 yg d jual di mbak Titik ke temen2 ku yg d kmpus saking murah meriahnya, “ayam penyet 5.500, pecel+nasi 3rb, es jeruk 2rb, es teh 1rb, tahu or tempe penyet 3.500, telor penyet 4rb”
Standar nya harga makanan d Pare emng segitu, soto lamongan 5rb (udh trmasuk nasi), mie ayam 3rb, bakso 4rb,nasgor 5rb ect… lupa aku dsna makan apa aja ya,,?
Oia, biaya warnet dsna jg murah lho cuman 2rb rupiah per jam nya,,
Sewa sepeda jg cukup dg 50rb untuk penyewaan selama satu bulan…
Amazing, right…??
Satu hal yg aku kangenin d sna tuh,, pngeen naik sepeda sepuasnya lg…. huhuhu
Tau gag sih, perjuangan ku wt bs naik sepeda tuh gag gmpang lohh…
Aku sempet vacuum gag pernah naik sepeda lg selama 5thn kebelakang, so jd lupa2 gmn gt.. alhasil, ttp aja aku hrs belajar naik sepeda lg kn?? Tp aku msh bersyukur, sebelumnya aku pernah menyemat bangku ‘belajar sepeda’, jd aku gag perlu belajar total dr nol… yg kasian dede, ia beneran sebelumnya belum pernah belajar naik sepeda jd kemarin selama di Pare tuh ia bener2 belajar ampe lecet2 sgala, walau pd akhirnya ttp blm bs juga,, ckckckck… sabar ya say….
Selama 2 hari setiap bada Ashar, aku di temenin darwis belajar naik sepeda.. takut2 aku mulai mengayuh sepeda, masih agak kagok setiap kali akan memulai nya, pasti sepeda selalu oleng dlu arahnya, baru deh bs lurus lagi… huft… selama satu minggu aku msh blm bs belok, setiap kali ada belokan aku lebih milih turun dr sepeda lalu mendorong sepedanya dr samping, bs kebayang ga sih..??hhehe…
‘Practice makes paerfect’… that’s true, trust me..!!!
Setiap hari aku mencoba berlatih, akhirnya selama seminggu aku bs naik sepeda dg lancarnya, hanya saja msh blm bs lepas tangan… pernah satu waktu, pipiku gatel bgd waktu lg bawa sepeda, lalu aku coba menggaruknya pke tangan kanan namun sedetik kemudian sepedaku lgsung oleng, kehilangan keseimbangan gt deh… malu banged aku saat itu,, hehehe
Dan jelas, Darwis yg ada di belakang ku terlihat menahan tawa atas tingkah ku barusan… huft..
Alhasil pas tiba saatnya weekend, aku bs dund ikutn touring at Alun-alun Pare by bicycle.. hhehehe.. seneng bgd rasanya, wuih…. Bs kebayang gag sih, kita satu camp bersepeda ria tepat dr jam 7pg ampe pulang lg tuh jam9.. hhihiihi… pas, udh nyampe camp lg, segera aku laporan m Darwis mngenai perjalan kami tadi, aku yg agak ceroboh pas lg belokn ampe2 mau nabrak ibu2 yg lg belanja sayuran, hhehehe.. samar2 aku denger ada salah satu ibu-ibu yg blg gini ke aku, “Ya ampuk nduk… hati-hati toh kamu bawa sepedanya.. waduh waduh…!!” dan pd saat itu jg aku lgsung tancap gas aja, tanpa sempat meminta maaf terlebih dhulu…maklum, terkadang processor di otakku itu telat bgd untuk merespond sesuatu, hhaha.. baru setelah 100meter jaraknya dr kerumumnan ibu2 di tukang sayur td aku baru nyadar, “Kenapa tadi gw gag blg minta maaf ya m ibunya? Ah.. dasar oneng.. udahlah, tanggung jg, udh kelewat jauh sih.. Maaf ya bu..!!”hhehehe.. saat itu aku hnya bs mntertawakan diriku sendiri,
Weekend pertama di Pare kita jalan2 dg mnyewa travel,, “wuiih… gaya bener ya..!!” hhahaha
Awal rencananya kita cuman pengen ke Gumul aja via odong-odong,( mereka jd kpengen nyoba naik odong2 krn cerita aku, Darwis, Syukron, Dita, dan Mr. Fatah yg sebelumnya kita udh nyoba naik odong-odong ampe pusing sendiri saking rutenya jauh sangat…)#untuk cerita versi odong2 akan d bahas nanti d segment yg berbeda… (saking banyaknya cerita yg pengen d certain jd kyak gini nih..) back to story… so, kita warga Camp4 ber have fun ria saat itu,,, kecuali ada beberapa yg memang ada urusan lain jd gag bs join brg kita,, kyk Widya,Ririt,Resti yg hrs pulang ke rumah mereka, Ana dan Lia (aku lupa mereka pd saat itu gag ikut gra2 knp ya..?) dan Miss Uzy, yg persisnya knp aku jg gag tau knp beliau gag join m kita, tp yg aku tau Miss Uzy emng maunya naik odong-odong sih jd via transportasi lain mungkin bawaannya jd gag mood,, maybe..(upps… ‘nothing maybe nothing because’, said Mr.Ilmi).
Akhirnya perjalanan kitapun di mulai dgn start dr depan office tepat jam setengah 3 sore.. padahal sebelumnya kita udh bner2 putus asa saking bingungnya mau nyari angkot kemana, nunggu odong-odong lewat jg percuma, wong kpn ngelewatnya juga kita gag tau, kita kn gag pegang jadwal odong2 biasa lewat Awareness.. huft… sampe saat itu itu jg muncullah Mr.Kholis,wuiiih… ‘our Hero’… hehehe
Mr.Kholis lngsung naik sepeda motor barengan darwis, ‘dasar tu bocah, nempel2 bae udh kayak ayah m anak aja..’pikirku saat itu ketika mereka telah menghilang dr pandangan kami..
20menit berlalu, mereka kembali dgn membawa berita gembira.. ‘ada travel cuman bayar 150rb aja, ampe sepuasnya mau keliling2 kemana bae jg dah,, pokoknya ampe kalian jelek kta abangnya jg..’said Darwis..
Kita berangkat juga akhirnya dg 4 orang guide para lelaki, (blg nya sih gt, padahal mumpung2 ada kursi yg msh kosong aja kalii, jd mereka bs nebeng jalan2 gratis.. hehehe walau pd akhirnya mereka ttp hrs bayar jg krn d akhir perjalanan mendadak bpa supirnya menaikkan harga sedikit dr kesepakatan awal, dan akhirnya yg tambahan harga trsebut jd tanggungan keempat guide tersebut aja deh.. hehe) aku gag tau jelas brp mereka patungan buat bayarin harga tambahannya, karena d akhir perjalanan ada satu incident yg terjadi pdku,, hihihi.. in the last story I’ll tell u about it. What happen with me?
Rute perjalanan kita trnyata berubah total, kita memulai perjalanan dr Gua Sekoto #klo gag salah sih itu namanya, hehe(dmn persis lokasinya aku juga lupa, ntar klo ada yg inget kasih tau lani ya guys..#perasaan dr td banyak bgd lupanya ya gw? ckckckck)
Pas nyampe sana, hujan deras mengguyur bumi… padahal jujur asli, pemandangan dsna cakep banged dah… sayangnya ujan,,hiks..
Kita agak neduh sebentar di mushala, sembari menunaikan shalat Ashar.. lalu bersambung menuju sebuah warung. Sumpah, pada saat itu aku ngerasa dingin bgd, perutku berasa gag enak, melilit kayak maag tp aku tau tu bukan maag..
15menitan kurang lebih kita diem d warung, krn factor perut dan factor hujan juga yg menjadi alas an kita msh bercokol d tu tempat,, hehe.. apalagi d tambah kondisi badan ku yg saat tu gbs d ajak kompromi,, ampe2 the apiw said, “lani…pucet bgd deh…”sembari memijit2 punggung ku dgn tulus,,aku sempat ngeliat raut muka Darwis d saat2 aku menahan sakit perut anehku itu, wajah yg teduh, gag bawel kyak biasanya, dahi mengkerut kyk yg bingung (mungkin bingung hrs ngelakuin apa wt aku,,hihi narsis gila gw), lalu pandangan kita sempat beradu, sebelum akhirnya ia memesankan teh tawar anget untukku… ‘thanks..’aku berucap dlm hati, saking sakitnya mengeluarkan suarapun gra2 tu perut.
Setelah di rasa2 sudah cukup lama kita berdiam diri d warung, hujan d luar pun sudah mulai agak mereda, dan mengingat waktu juga yg udh semakin sore, alhasil kita memutuskn untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju Gua Sekoto… ‘gua yg cantik’, pikirku ketika pertama melihatnya walau mash dr jauh jg… aku gag tau klo ternyata ucapanku tersebut bs jd bumerang bg ku sendiri.. kita take picture banyak bgd dsna, pokoknya bner2 gag inget tempat deh.. jepret sana.. pindah lagi, jepret sini.. bernarsis2 ria bged.. aku jg ikut2n, tp mungkin kadar nya msh jauh sangat jika d bandingkan m teh apiw dan mbak berty, hehhehe.. jngan di tanya lah klo untuk mereka mah..hehehe
Ada satu hal baru aku sadari setelah aku nyampe camp lagi,, sakit perut melilitku yg 5menit sebelumnya seolah menyedot habis semua persediaan tenagaku, namun setelah aku masuk ke dalam guanya, semuanya bener2 hilang seketika… ketika semua orang msh sibuk dgn pengabadian moment (alias foto2), aku malah d sibukkan dg ketertarikan akan isi dr dalam gua tersebut, kayaknya hnya aku yg bersikap spt itu pd saat itu… aku mengelus pelan setiap fase2 relief gambar yg timbul dr dinding2 gua tersebut, aku merasa nyaman berada dsna pd saat itu, aku merasa hangat, aku merasa seseorang membisikkan sebuah cerita dr arti pada setiap relief yg aku elus tersebut… ntah siapa, aku tidak memikirkan nya.. hal spt ini acap kali trjadi pd ku dlm waktu yg tidak bs aku manage sendiri, ia dtg dan pergi tnpa bs ku mau..
Kalo saja darwis gag masuk dan mengingatkn aku untuk segera keluar dr dlm sana, ntahlah… ia telah memahami salah satu penyakitku yg ini, maka pd saat itu jg aku mlh lngsung menarik paksa tngannya, lalu segera aku menunjukkan relief2 gambar tadi yg 2 menit sebelumnya msh aku elus2 takjub pd nya, aku menceritakan maksud2 dr semuanya adalah membentuk sebuah cerita, sebuah kisah… yg aku sendiripun tak tau, apakah kisah yg nyata, atau hnya ilusi semata.. satu pertanyaanku, “siapa pembuat relief2 tersebut?”
5menit kami berdua di dalam gua, Darwis terlihat tidak nyaman dg kondisi aku yg mulai menceracau, (yg baru aku tau setelah ia menceritakannya pd ku keesokan harinya). Kecemasannya memaksanya untuk menarik paksa aku keluar dr dalam sana, namun di ambang pintu masuk gua mataku tertuju pada sebuah patung di sebelah kiri (jika posisi akan masuk, namun akan menjadi d sebelah kanan jika posisimu akan keluar dr dlm gua). Langkahku otomatis terhenti, “sebentar”, ucapku tegas pd org yg tlh berani menarik paksa lengan kananku, (yg baru aku sadari juga setelah sampai camp, ternyata berbekas merah). Ia menurut, menghentikan langkah, lalu melepaskan genggaman tangannya. Tak ingin membuang bnyak waktu percuma, segera aku mendekati patung tersebut. Aku amati ia dr atas sampai bawah, “patung buaya ya bi?” tanyaku pd darwis meminta pendapat. “hhmmn.. kayaknya bukan, itu patung ular lan…” sejenak aku berpikir, salah satu relief gambar d dalam gua pun bnyak memuat gambar ular2, dgn para manusia dan perkampungan2nya… jelas, tidak mungkin itu patung buaya, pastilah patung ular. “ ini patung Ratu Ular yank…”ucapku pelan, ntah org yg aku ajak bicara bs mendengarnya atu nggak, namun bs ku pastikan jelas ia tdk mendengarnya krn tak kudengar ia merespond ucapanku barusan.. tapi, aku memang tdk mengharap ia menjawab ucapanku… biarlah… tangan kananku kembali tak bs diam, ia kembali mengelus sesuatu yg asing di hadapanku.. ku elus patung ular tersebut dr mulai mahkotanya sampai bagian bawah patungnya, ku ulang gerakan yg sama selama 3x.. ku tau, Darwis msh saja memerhatikan setiap yg ku perbuat dg perasaan was was..gerakanku terhenti saat aku hendak melakakukan gerakan yg sama untuk yg ke empat kalinya, tepat ketika ia berucap “yuk lan..kita pergi nyusul yg lain”, dan pada saat aku menghentikan gerakanku tersebuat tepat tanganku tengah mnyentuh mata sebelah kanan patung ular itu… tanpa mngelak, aku menurut pada nya…
Kami masih melanjutkan foto2, tp rasanya kadar semangatnya tlh jauh berkurang, tdk seperti sebelum ke gua… aku melupakan sejenak patung ular, aku kembali dg teman2 cewe lainnya, mengabadikan moment bersama mereka, teman2 baruku yg unik…
Hari sudah mulai larut, lembayung sore tak terlalu terlihat krn trhalang oleh awan bekas hujan yg baru saja pamit meninggalkan daerah yg di tinggalkannya mnjadi basah… namun dapat kupastikan, pd saat kami meninggalkan lokasi gua adalah sekitar jam5sore… perjalanan berlanjut menuju mesjid Agung Kediri, kami sempat foto2 dsna, “kapan lagi kita bs datang kesini? Gag akan kesempatan kedua lan..”teh apiw said setiap aku menggeleng-geleng melihat teh apiw yg selalu terlihat narsis tp manis setiap akan mengabadikan dirinya pd setiap tempat berbeda yg d anggap baru.. hhahaha..mabak berty said, “kn sebagai bukti konkret bhwa kita benern eksis lan, bneneran udh pernah menginjakkan kaki ke tempat trsebut..”
Pd saat itu aku hnya bs tresenyum melihat tingkah mereka berdua,,, ^_^
Setelah selesai menunaikan shalat maghrib, perjalanan kembali berlanjut, kemana lagi klo gag ke Gumul.. klo d tanya emng Gumul tuh tempat apaan dah? Lha, aku sendiri jg bingung deh hrs jawab apa,, hehe.. yg pasti, tempatnya cakep dah buat foto2.. (hahaha lagi-lagi foto2)
Oke, msih ingat kah ttg insiden d akhir perjalanan yg trjadi pd ku?
Hhmmn,, ntah knp tb2 aku gag sadarkn diri, pingsan, atau ntahlah aku jg bingung… (gag elit bgd ya pingsan d mobil) yg jelas bkn krn factor pengap, sakit, apalagi krn mabok… travel yg kami tumpangi telah sampe d tempat td start kita brangkat, yaitu d dpn office Awareness.. dan semua penumpangpun udh turun, tinggallah aku dan darwis.. aku tau pas Darwis mncoba membangunkan aku, “lan… bangun udh nyampe”.. namun aku gbs bangun pd saat itu, kaku…
Ia kembali mencoba membangunkanku, ttp tak ada respond yg bagus dr diriku, aku bs denger nada panic suaranya, “sebentar pa, kayaknya dia pingsan deh..”
Kembali ia mengguncang pelan bahuku, nihil…
Terdengar kepanikan dr teman2 cewe ku yg sudah berada di luar mobil, aku jug abs ngdenger suara Wulan, “wis, coba d pangku aja.” Aku bingung, aku gag tau hrs berlaku bgaimana, aku gag mau d pangku Awis, malu bged gw… aku berusaha membuka mata, aku usaha wt bangun… dan ketika tepat baru akan keluar dr travel aku bs bangun.. serentak semuanya mngucapkan hamdalah, dan ucpan hamdallah terakhir yg bs aku dengar adalah dr mulut darwis, ucapan kelegaan… akupun segera menghembuskan nafas tersenggal, cape bged rasanya.. kayak udh lari sprint aja, ngos2n nafasku… jelas aku baru aja membuka mata, tanda tanya bukan?
Hampir tiap weekend kita jalan, sungguh membuat budget pengeluaran jd membengkak, melebihi anggaran sebelumnya… ckckck…
Satu waktu, di lain kesempatan yg bukan sedang weekend. Aku dan Darwis baru aja keluar kelas Speaking2, pada saat itu tepat jam 8.30.. jadwal rutin kita biasanya kita lgsung ke bu cantik atau mbak Titik, jelas kita kn lapar..hehehe.. (kita gag barengan Dede dan Yuzar, mereka punya jadwal kelas yg beda ma aku dan Darwis).. nah,pas lg galau mau makan dmn, eh ada odong2 lewat depan Awareness, so tanpa minta konfirmasi terlebih dahulu Darwis langsung aja narik paksa aku naik tu odong2.. cukup lama jeda kami kosong sampe nunggu jam10, krn jam 10 kita baru masuk lg kelas Sound Structure1 oleh Mr.Kholis.. pas udh duduk d atas odong2 itu, ada Dita dan Syukron yg juga baru keluar kelas, jadilah mereka berdua jd mangsa selanjutnya kita.. gila,,, padahal mereka msh ada jadwal masuk kelas Vocab, tp dg mulusnya Darwis mlh membujuk mereka buat bolos aja demi odong-odong tercintanya, lho… bujukan itu berhasil, Dita dan Syukron masuk perangkap Darwis,, satu menit berlalu, odong2 msh blm mnunjukkan tanda2 amau brangkat, ia masih giat berburu penunpang, gag pandang bulu siapa aja, pokoknya odong2 mereka penuh… gag peduli mahasiswa2 yg padahal msh punya kelaspun, di rayunya supaya mau naik odong2 miliknya, sama seperti Dita dan Syukron..hhehehe
Mata kami sama2 menangkap sosok Mr.Fatah, maka kami panggil dia.. pikiran kami sama2 ingin menambah korban lagi, maka mumpung ada Mr. Fatah knp nggak coba mbujuknya trlebih dahulu?hhahaha… walau tanpa ada konfirmasi persetujuan, bahwa kita akan sama2 mencari mangsa lain namun pikiran kami bertaut satu sama lain, pikiran satu…(jiah bahasanya beudh…).
Odong2 bergerak maju, kita berlima berangkat dg niat ingin keliling Pare…
Ternyata semuanya d luar dugaan, awalnya kami kira naik odong2 tdk akan memakan banyak waktu, ternyata perkiraan itu meleset… rute dr kereta tanpa rel tersebut jauuuuh sangaaaat….
Kita bner2 keliling semua kecamatan yang ada di Pare, bener2 ampe puyeng sendiri, ampe terkantuk2 malah… (mana nahan gag ngantuk, sepanjang perjalanan adalah pemandangan lading layaknya d pedesaan2 gt, dg angin sepoi2 yg spt menghipnotis setiap mata untuk menutup krn ngantuk..) ada satu hal menarik yg berkesan bg ku sewaktu di odong2 tersebut, kami bercakap banyak hal dg sebuah keluarga yg duduk tepat di belakang aku dan darwis, seorang ayah, ibu, dan 2 org anak perempuan cantik.. anak yg plg gde usia SMA,dan si bungsu baru berusia 1thn…
Ketika odong2 tengah menjalankan misinya, yaitu membawa kami puter2 Pare, sempet2 nya darwis malah pengen ngegendong si kecil Kesya (klo gag salah tu nama’y).. anaknya pun gag nangis pula pas di pindah tangan dr tangan ibunya ke tangan Darwis, so saat itu jg segera Darwis mngeluarkan titahnya pd Syukron untuk mengabadikan moment tersebut, sebelum anaknya berubah pikiran mnjadi nangis…aku yg lg terperangah memperhatikan tingkah cowo d sampingku tersebut, malah di tarik paksa untuk ikut berpartisipasi dlm moment pengabadian moment itu,, huft.. jelas sudah, semua keluarga Kesya yg ada tepat di belakang kami tertawa.. 3x jepretan qt berfoto layaknya sebuah keluarga bahagia, (dg adanya seorang ayah, ibu, dan seorg anak manis di tengah2 nya), maka saat itu juga Darwis malah memyerhkan Kesya pd ku, betapa kagetnya aku saat itu yg tb2 di diberikan wewenang untuk menggendong Kesya, jelas aku takut… masalahnya aku duduk terlalu pinggir, blm lg aku kn msh blm terampil memegang anak yg masih cukup kecil spt Kesya, ngeri, mana anak org pula… “lan… tolong, sakit perut gw di injak ade nya”, ucap Darwis seraya menyerahkn Kesya pd ku,, secara spontan jelas aku hrs menerima Kesya dr pada tu anak mlh jd jatoh, bs jd berabe… aiduh…
Bête… lama kelamaan kita,, aku melirik jam tangan yg selalu setia menemaniku, terperangahlah kita pada saat itu jg, “duh… udh jam 10 tau gag she..!!” spontanku berucap demikian, guna memberitahukn pada keempat temanku yg lain… respond mereka cukup dg ekspresi lemes, tanpa membalas berucap… apalagi Mr.Fatah, keliatan nya dia kyk sedikit dongkol ma kita yg udh narik paksa dirinya,, kalian taukah ada apa dg jam10 sehingga membuat semua org jd kyk gni?? Karena, tepat jam10 kita semua ada kelas Sound Structure1,, jangan yanya Dita dan Syukron, mereka mlh udh membolos kelas Vocab sejak td jam setengah9, dan sekarang mungkin mreka hrs kembali bolos kelas lg… aku sendiripun gbs menyebunyikan rasa dongkol hatiku dr darwis, jelas Darwis sangat mengetahui situasi yg mnjd tidak kondusif,, maka ia pun segera berucap, “duh… sorry bgd ya, gra2 gw ngajak kalian jd telat gni deh kita masuk kelas”… tak ada jawaban dr siapapun, aku hnya membalikan muka pd nya, tersenyum,, Mr. Fatah, Dita, dan Syukron yg duduk di depan kami diam tak berucap sedikiypun.. akhirnya darwis segera mengulang kembali kata2nya yg 5 detik lalu ia ucapkn sembari menepuk pelan bahu mereka bertiga.. “iya.. gpp, nyantai aja sih..” sahut Mr.fatah..
Setengah jam berlalu setelah moment diam2n kami, lalu kamipun telah kembali di tempat start td naik odong2, yaitu d depan office Awareness.. segera kami meloncat dr odong2 trsebut, membayar kewajiban atas tumpangan panjang kami sebanyak 3rb rupiah, lalu cepat2 berjalan mnuju kelas yg seharusnya sejak setengah jam yg lalu kami telah berada di dalam…
Tak lupa berucap salam terlebih dahulu, lalu kamipun masuk… otomatis pembelajaran dsna mnjd terhenti, dan semua tatapan umat dsna mnjd teralih pd kami berlima… menyadari betul akan sikon seperti itu, Darwis seolah mengambil alih tugas penjelasan yg seharusnya kami lakukan atas keterlambatan berjamaah kami… “maaf sir… kita udh naik odong2 dlu, di kira cuman sebentar doang, lha ternyata jauuuuh sangaaaaat,, dua jam kita keliling2 Pare ampe bosen sendiri”.. berani sumpah aku berpikir pasti Mr.Kholis merasa mnjd seolah seorg bapa, yg diberikan penjelasan detail atas kenakalan kecil yang telah di lakukan anak2nya, karena usai penjelasan Darwsi tersebut tak hentinya Mr.Kholis tertawa sembari menggeleng2kn kepalanya.. hehehe…
Cerita belum berakhir sampai sana,, bukankah tlah aku katakana sebelumnya bahwa setiap weekend dsana kami selalu main keluar, dan kami berada dsana cukup lama mas brow,, 1bulan… jadi, simaklah cerita2 lain dr kisah duka cita kami d Pare,, terkhususkan untuk para Alumnus Awareness Academic,, “Alumnus = Alumni ga lulus-lulus”, said Mr.Zero..
Do you know, who’s Mr.Zero??
Yup,, siapa lg klo bukan Mr.Darwis…
Sejarah nya tuh jadi kayak gini, seperti yg kita ketahui bahwa seorang darwis yg kita tau adalah seorang yg berbadan lebih besar dr kebanyakan lelaki lain, ia memiliki porsi badan yg tinggi namun juga gembul,,hehe (peace ya bi… ^_^), dan lgi Darwis jg adalah seorg mahasiswa jurusan matematika..maka dr itulh most all people in there called him with Mr.Zero…
Dan lagi, jika Darwis dan Yuzar tengah bersama maka semua org akan memanggil mrk berdua dg panggilan Mr. Ten.. hahaha.. ada2 aja ya…
Dg alasan yg sama, karena Yuzar pun adalah seorag mahasiswa jurusan matematika d tambah lg dg porsi bdan yg sebaliknya dr darwis,, maka jdilah mrk jd sepasang teman yg terkenal di kalangan Awareness… ckcckckck…
Tak terasa pembelajaran di Awareness telah berlangsung selama 2 minggu, dan itu artinya akhir dr setiap periode belajar di Pare, yaitu akhir dr periode 25.. bagi teman2 kami yg hanya mengambil kursusan selama 2 minggu atau bg teman2 yg telah ada d Pare 2 minggu sebelum kedatangan kami berempat, maka ini adalah detik terakhir kami dapat bersama2 di Awareness.. maka tepat mlm Sabtu kita semua warga Awareness akan mengadakan Duren party… semua warga camp Awareness berkumpul untuk sedikit ber have fun, walau konteks nya tidak selalu have fun krn kita akan berpesta Duren, jelas karena bg ku Duren itu gag enak, aku gag suka buah berduri yg mempunyai bau amat sangat menyengat tersebut…
Beberapa hari sbelum hari H, Miss uzy telah memberitahukan kami warga camp nya untuk mempersiapkan sebuah penampilan wajib dr setiap camp untuk acara tersebut… dan rencana itulah yg ada dalam benakku, aku menodong Wulan untuk menyanyi salah satu lagu yg kami dapatkan dr Study camp sewaktu listening music satu minggu yg lalu,,’Jar of Heart by Christina Perri’… “ntar aku sendirian gt lan?” Tanya Wulan, mulai berantusias atas rencanaku walau masih terbaca nada ragu dlm bicaranya. Lalu, segera aku tau bahwa aku harus meyakinkannya, “nggak ko, ntar km di iringi ma keyboard, Darwis jago nya..” dan rencana itupun muncul gt aja, tanpa sempat aku Tanya terlebuh dahulu org yg bersangkutannya untuk meminta konfirmasi, namun aku tau bahwa ia takkan menolak permintaanku, hhehe (posesive amet ya gw?)
Feelingku gag meleset, ketika keesokan harinya saat aku mengutarakan maksudku pd nya, ia tidak menolak sedikitpun… ia hanya berkata, “dr mana ya disini dapet sewaan keyboard?”
Pertanyaan simple, tp fatal… aku gag mikirn itu, gubrak…
“coba tanya Mr.Kholis aja, mungkin dia tau…” hanya kalimat itu yg bs keluar dr mulutku utuk merespond pertanyaannya beberapa detik yg lalu…
Masalah penyewaan keyboard terselesaikan, ia dapat tempat penyewaan keyboard. Di sebuah café terdekat dr camp, msh d jalan Brawijaya… cuman keyboard gag boleh d sewa lam2 kata’y, lha…gmn jd’y ini padahal kn kita bukan hnya mau nyewa pd hari H nya aja, kita jg butuh latihan terlebih dahulu kn?? Rumit lg deh….
Lalu Darwis said, “yawdah,, ntr pas mau latihan, kita dtg aja ke café nya, kita latihan d sana, baru sore hari Jumat kita bawa deh tu keyboard ke sini..”
On Friday, February 3rd 2012
At 10 am.
“Coba sms wulan, dia lg dmn? Kita ke café bwt latihan gt..” said darwis pd ku…
Tanpa menjawab ucapan nya yg lebih mirip suruhan, (krn tanpa kata ‘help’), segera aku mengeluarkan hp dr dlm tasku, mencari nama Wulan dlm daftar contact, lalu mengetikkan beberapa kata untuk dikirimkan pd Wulan.. seling 1 menit berlalu, Wulan membalas pesanku, “oke..ayok, aku di camp..”
Tanpa merasa perlu membalas pesannya, aku dan Darwis pun berjalan meninggalkan kelas beranjak pergi menuju campku…
Sesampainya dsana, ketika aku hendak melepas sandal, darwis bersuara nyaring sekali, “Wulaaaan…. Ayuk main…”
Reflex, aku membalikkan arah pd nya, tepatnya utuk melotot… memberikan peringatan pd Darwis untuk tidak berlaku demikian, bhs tubuhku main saat itu jg, mataku melotot sembari mengarah pd rumah ibu yg punya rumah sbg tanda ‘malu atuh wis sama ibu nya..’
Darwis hanya meringis takut tp ketawa jg karena melihat reaksiku yg sperti itu…
Terdengar suara Wulan dr dalam camp, “iya… tunggu sebentar ya.!!”
_to be continue…_
Masa-masa satu bulan kemarin sungguh tak bisa terbayangkan betapa berkesannya.
I am really miss you all guys… I just want to remember you always ever after… so, now I’ll to write everything about us, about my journey, and about ‘awareness’.. before all of moments was forgot… (oalahhh… ni grammar nya acak kadut bener nih ye kyaknya y..?? hehehe)
Mari lupakan sejenak tumpukan tugas kuliah, serta berbagai urusan kosan, dan deadline tugas yang telah menanti hanya untuk satu malam ini saja.. sebelum semuanya terlambat, #lho… ko kayak apa aja ya terlambat bahasanya..??
Yaaah, intinya sebelum semuanya terkubur terlampau dalam oleh berbagai aktifitas kampus dan keseharian kita, hingga pada saatnya kita bener2 gag punya arsip kenangan moment kemaren, bner gag seh? (udeh lah ya, jngan ngomongin EYD dlu ok tuk saat ini, biarlah semuanya mengalir apa adanya about my writing,, hahay,)
Once upon a time…..
Waduh…. Lho ko??
Haha, hnya ingat ucapan akang ku aja, krn beliau selalu berucap demikian setiap akan memulai pembicaraan,, #lho lho.. kan ini bukan pembicaraan ya, ini kan hnya tulisan.. huhu
Kalo boleh jujur, sebenernya rencana ke Pare adalah sesuatu yang di luar dugaan, di luar planning ku.. akhir UAS d kampus ku tanggal 14 Jan 2012, lalu aku memutuskan untuk segera pulang kampung ke Ciamis. Rencana itu keluar begitu aja dari ucapan bang Darwis, “tau gag ay, si Yuzar mau liburan ke Pare.”
Aku langsung merespondnya dgn antusias, kejadian itu berlangsung 3hari sebelum keberangkatanku pulang ke kampung halaman, tepatnya pada tanggal 11 Jan 2012. Percakapan kami seringnya di lakukan sembari melakukan perjalanan di sepeda motor. Aku memiringkan sedikit kepalaku ke sebelah kanan guna mendekatkan pendengaranku pada apa yang dia katakan, lalu ia akan mengkhususkan satu spion motornya yg sebelah kanan untuk melihat aku melalui kaca spion tersebut.
Kami membicarakan banyak hal mengenai rencana baru tersebut, berdebat akan banyak hal kecil (walau hal2 kecil tersebut banyaknya timbul dr dalam benak diriku sendiri), lalu ia akan menjawabnya dengan senyum santainya sembari berucap, “slow Lan…”
Saat itupun tiba, tepat saat aku menyelesaikan UAS terakhirku, segera aku menghubungi nya. Ia mengajak ku berunding ulang tentang rencana ke Pare, kembali dengan kebiasaan kami yaitu berunding sambil jalan2 d motor, “sambil terakhiran ma kamu, sebelum kamu pulang Lan”, Awis said.
Bada ashar, dia mengantarku ke Terminal bus Lebakbulus. Tepat jam 5 sore, bus yang aku tumpangi mulai bergerak maju. Perjalanan Jakarta-Ciamis tidak memakan banyak waktu, hanya 6-7jam aja. Jam11 malam bus sampai di terminal terakhir, yaitu Terminal Tasikmalaya. Lama aku menunggu bus jurusan yang aku tuju tak jua muncul. 20 menit berlalu lengang, dan aku merasa agak sedikit takut. Namun, 5 menit kemudian muncul juga bus Budiman yang aku inginkan. Segera aku naik ke dalam bus tersebut, duduk dengan manis, lalu menyiapkan uang 5rb untuk ongkos bus nya. Setengah jam, kurang lebih perjalanan Tasik-Ciamis. Jadi tepat tengah malam, bus tersembut sampai d depan rumahku.
Keinginanku untuk pergi ke Pare baru aku utarakan pada papa setelah 2hari kemudiannya.
Di luar dugaanku, ternyata kedua orangtua ku merespond baik planning ku tersebut, terutama papa. “Tapi pa, uangnya gimana?”, tanyaku cemas plus ragu.
“Orangtua mah pasti bener2 mngusahakan apapun demi pencapaian terbaik anaknya, tenang aja teh..”, lembut ayahku berucap demikian sembari mengelus rambutku.
“Coba teteh list, kira2 berapa total uang nya buat ke Pare itu ya?”
“Tapi pa, kan belum bayar uang semester juga, pasti bakal gede banget nanti jumlahnya..”
“Coba d rincikan dulu ya sayang..”
Percakapan berujung pada saat papa memberikan aku uang tunai 3jt. rupiah, wow…
Lalu, keesokan harinya aku kembali ke Ciputat. Mulai packing untuk ke Pare dengan wadah satu koper besar yang dengan sengajanya baru aku beli 2 hari sebelumnya, #niat bgd ya mau bawa barang banyak, haha…
Hari yang dinantikan pun tiba, tepat pada tanggal 24 Jan 2012.
Selama masa karantinaku di rumah kemarin selama 10hari, aku lebih banyak menghabiskan waktu untuk searching mngenai info2 about Pare.. Disana d katakana bahwa masa belajar d Pare ada 2 periode, yaitu periode 2 minggu dan periode sebulan.
Untuk periode 2 minggu pun ada 2, yaitu periode tanggal 10 dan tanggal 25. Sebenarnya kita mengambil jam pemberangkatan tanggal 24 bukanlah sebuah rencana, #lagi2 terjadi tanpa perencanaan yang jelas. Rencana awal, kita ingin berangkat tanggal 22 Jan, tapi ternyata Allah berkehendak lain. Saat Awis hendak membeli tiket kereta tanggal 17 Jan, ternyata pembelian tiket berlaku untuk tiket yang akan d pesan untuk satu minggu ke depannya, jadilah kita mendapat jadwal pemberangkatan dalam tiketnya tanggal 24 Jan 2012.
Ok, back to story about our journey…
Dari Ciputat kita berangkat berempat, aku, Dede, Darwis, dan Yuzar.. Bada Dzuhur kita segera pamit pada temen2 kosan #udah kayak mau ngelepas orang yang mau berangkat haji aja, rempong… haha. Awal dari kisah semuanya bermula dari sini….
Dari kampus kita start menuju Stasiun Pondok Ranji dengan menggunakan taksi. Sepanjang perjalanan tak henti2 nya Awis trus berceloteh senang mengenai kita bertiga.
“Gimana zar, nah.. naik taksi tuh kayak gini ya anak2..”
“De, di elu kagak ada taksi kan, huh apalagi di Ciamis.. jangan di tanya, jelas gag akan ada.”
“Mereka bertiga tuh pada belum pernah naik taksi..”, ucap Awis bangga menyatakan hal memalukan tersebut pd pak supir, dan pak supir pun hanya merespond nya dengan senyum simpul nya saja,,, “hahaha.. puas, rasain…”ucapku jahat dlm hati.
Saat itu aku hanya bisa manyun, dongkol.. sambil berucap dalam hati, “tunggu aja ntr lu wis..”
Pukul 13.50, jarum jam pada jam tanganku mengarah demikian sesaat setelah kami tiba d tempat tujuan. Awis bawa bag packer, dede satu tas gendong kembung #karena isinya yang over dosis saking pengen bawa tas cuman satu doang aja, sedangkan aku? Jangan tanyakan, jelas aku bawa satu koper super gede, segala macem barang aku masukin koper… dari mulai sepasang kamus John M. Echols, 10 hanger, payung, sandal, ect. Hhahaha… dan yang paling simple hanyalah Yuzar, satu tas tipis menempel pada punggungnya seperti yang hanya akan pergi berangkat kuliah saja #tipis karena saking bedanya ma tas dede yang gembung..
Segera kita sibuk membawa barang kita masing2, lalu berjalan masuk ke dalam stasiun nya setelah sebelumnya membeli karcis kereta.
Lama kita menunggu kereta yang di nantikan tak jua keliatan muncul, tanpa kusadari setiap 15 menit sekali aku melihat jam tangan yang menempel pd pergelangan tangan kiriku. Gundah, cemas, taku, semua perasaan itu berkumpul jd satu… jam telah menunjukkan tepat pukul setengah 4, dan pada saat itu kereta jurusan Stasiun Tanah Abang pun nongol… serentak kita berempat menghembuskan nafas lega, “Alhamdulillah…”ucap kami serempak…
Ketika telah di dalam kereta, rasa cemas itu ternyata msh belum bs sembuh dr diriku.. kami tidak mendapatkan jatah kursi, maka dr itu kami berempat berdiri di dalam kereta tersebut. Perjalanan telah berlangsung selama kurang lebih 5menit, namun bg ku terasa spt lama sekali, aku bertanya pd Awis mengenai berapa lama lg kita sampai, lalu ia hnya menjawab pertanyaan ku dengan menjawil pipi kananku sembari berucap, “dasar bawel…”. Maka akupun mengaduh “Aw…”, atas respond sakit karena ulah nya itu. Merasa sebel padanya, akupun memalingkan wajah dr nya dan berubah arah muka pada Yuzar.
Tepat pukul 16.00 kurang 10 menit kereta yang kami tumpangi berhenti di Stasiun tujuan kami. Kami tak membuang banyak waktu, segera turun dari kereta, lalu mencari kereta kami sesuai yg tertera dlm karcis yang telah satu minggu tinggal di dalam dompetku. Hhaha… #kayak apa aj ya tinggal,,??
Kami menanyakan posisi kereta kami pada salah satu petugas dsana, alhasil tanpa babibu lagi segera kami menyalip orang2 yang berkerumunan di depan kami, takut ketinggalan kereta soalnya… Urgent brow… oia, saat itu koper ku yg segede alaihim d bawa m yuzar, ia membopong koperku d atas pundak nya… Thank you very much yaaaaah Yuzar,,,!!
Setelah menemukan kereta yang sesuai dg yg di katakana karcis,, #lho, emang karcis bs ngomong toh..?? ah.. pkoknya gt,, lalu kita segera mencari kursi kami sesuai yg di katakan karcis jg,,#lho… bhs’y ko d katakana karcis lg ya..? ah… bodo amat, who’s care??
Ternyata dan ternyata, kursi Yuzar gag barengan kita bertiga, yaaah…kasian Yuzar sendirian…
Huhuhu.. ketika kita msh sibuk dengan posisi wenak kita masing2, (atau yg lbh d kenal dgn istilah PW), Yuzar malah mencari mushala terlebih dahulu untuk menunaikan shalat Ashar,, dlm hati aku berucap,”shaleh amat ya Yuzar tuh, padahal wktu udh mepet kayak gni, apa gag takut ketinggalan kereta ya tu orang..??”
15 menit berlalu, namun kereta belum jg menunjukkan tanda2 akan segera berangkat, pada saat itu kita melihat Yuzar yg masih tampak celingukan mencari kursi nya sesuai yg dikatakan karcisnya #lho….., lalu kita memanggilnya, Yuzar pun menghentikan langkahnya lalu menghampiri kursi kami, aku memberikan Yuzar satu bungkus snack dan crackers buat nemenin dia, namun ia menolaknya, ia hanya mengambil snack nya aj, walaupun kita udh berusaha bujuk untuk mengambilnya semua, ttp aja Yuzar gag mau,, hoho, ya sudahlah…
Kursi kami saling berhadapan, tiga kursi berhadapan dengan tiga kursi. Di dekat jendela kereta ada sebuah meja kecil untuk menyimpan makanan minuman. Aku, awis dan dede duduk dlm satu kursi sejajar, di hadapan kami telah ada seorang wanita dan seorang pria tengah mengobrol. Yang pria ternyata bertujuan mau ke Solo, sedangkan yang wanita mau ke Malang. Wah… ternyata diantara mereka tujuan kamilah yang paling jauh, KEDIRI. Seling 5menit berlalu, si pria akhirnya menghentikan pembicaraan dgn yg wanita, lalu tujuannya berubah pd kami brtiga. Tak lama kemudian, penumpang pemilik kursi di hadapan kami pun muncul.. pd saat itu juga, tiba2 muncul ide tersebut dr kepala Darwis, “mas, ada teman saya dpt kursi di gerbong belakang, boleh tukeran kursi gag sama mas, jd biar teman saya tersebut yg duduk di kursi nya mas, dan mas yg jd duduk d kursi teman saya tersebut.” Lalu orang yg d ajak bicarapun merespond nya dgn sangat baik, “oh, iya.. boleh,” sip.. dan akhirnya sepanjang perjalanan inilah, kita mulai mengenal satu sama lain, selama 20 jam lamanya.
Oke, karena tulisan ini menceritakan ttg d pare, atau terlebih khusus nya ttg touring at Dieng kita, so untuk cerita di kereta nya aq skip aja… terlalu lama soalnya klo mau aq critain juga dsni, or ntr deh klo msh ada waktu dan tenaga aku wt ngetiknya, baru menyusul cerita sewaktu d dalam kereta 20jam,, haha..
Oke, let’s begin…
Tau gag she kalian, kita semepet nyasar tau di pare… lucu amet dah klo dipikir2 lg,, idih, nggak bgd kita nyasar d jalan Brawijaya lho…
Jd gni lho, kereta kita kn nyampe d Stasiun Kediri tepat jam 11 siang tgl 25Januari. Dr situ kita naik becak, satu becak wt 2 org,, #sudah dpt d pastikan bkn pasangan’y gmn,, hihihi…
Tp jd simetris dung, krn yg gede ama yg kecil jd kn pas.. coba klo yg gde m yg gde, ntr kasian dong m abang becaknya… hhehehe
Kita turun d perempatan, (ntah perempatan jalan apa itu, aku lupa…) lalu lanjut naik angkot, #yaah,,, walau bg ku, panggilan angkot untuk mobil spt itu terdengar agak aneh, sebab yg aku tau mobil seperti itu bukan angkot krn angkot itu lbh ke mobil yg berwarna, spt merah, putih, merah, biru ato ijo, dgn berbagai no sesuai jurusan angkot tresebut… tp sudahlah, gag d pikirkn terlalu jauh, who’s care about it?
Naah… satu angkot tersebut, qt barengan m anak cewe yg ntah Course apa namanya dia turun, dan 3 org yg mau ke Global course. Mereka berempat telah turun terlebih dahulu, tinggallah kita berempat yg msh tertinggal d dalam angkot asing tersebut. Segera Darwis menghubungi Mr. Rahim, salah satu tutor kenalan nya, yg sejak awal telah mengarahkan perjalanan kami, dgn bermodalkan pulza minjem dr aku,, hihihi…
Bolak balik kita d jalan Brawijaya, ntah sudah brp kali balikan… sambil kebingungan, Darwis mencoba menghubungi no Mr. Rahim yg sejak td d hubungi tak jua d angkat.. setelah berhasil d angkat, segera ia berbicara menjelaskn ttg situasi kita yg tak jua bs menemukan Course bernama Awareness… aku bs membaca raut muka Awis waktu itu, ia tampak bingung sekali, akhirnya ia menyerah iapun segera menyerahkan hp ku pd pak supirnya sembari berkata, “ni pak… tolongin ya pak, aku gag ngerti, aku kn bukan org sini…” ckckckck…
Nihil… tlp malh terputus, ntah siapa yg menutup tlp dluan aku gag tau… namun yg pasti, pak supir msh merasa bingung mngenai lokasi tujuan kami, tp mau meninggalkan kita d wilayah asing jg mungkin ia ngerasa gag tega lah pastinya m kita… dilema jg kan ya,,?? Untuk yg kedua kalinya d dalam situasi nyasar itu Darwis kembali mencoba mnelpon Mr. Rahim, kembali d angkat, dan kembali darwis mnyerahkan wewenang mencari jalan tujuannya pd pak supir… terlihat pak supir manggut2, lalu berucah “enggeh…” (bnr gag sih spellingnya kyk gt..?hhehe)
Tak lama kemudian mobilpun berhenti, (ntah dmn persis lokasinya aku lupa, #lho… perasaan aku bnyak bgd lupanya ya,, ckckck…)
Disana telah berdiri seorang lelaki sepantaran paman saya, mungkin usianya sekitar 27-30, perkiraan ku aja… segera Drwis turun dr mobil dan segera menyalami beliau, aku menerka pasti beliau yg bernama Mr. Rahim iyu… rasanya males sekali untuk turun dr mobil, bukanya betah d dlam mobil tp udh terlalnjur cape hati gra2 nyasar, blm lg ada rasa deg2n jg krn kita udh nyampe camp nya, hhehe… jadilah rasa2 nya aku LD… (oia, perkenalknan, LD adalah singkatan dr Lemah Datangnya… artinya males bgd,, bhs anak2 LALALOLO, anak2 touring kita d uin jkt).
Aku kira, tempat turun kita dr angkot tersebut adalah tempat kursusan nya,, eh ternyata aku salah… itu cumin alternative, biar pak supir gag makin puyeng nyari2 Awareness.. hahaha…
Soalnya, setelah 5menit pak supir pergi pamit meninggalkan kami, seorang lelaki sepantaran Mr.Rahim dtg dgn sebuah sepeda motor.. ia dtg untuk menjemput kami, maka Darwis pun segera naik d bonceng olehnya… lalu, 5menit kemudian Darwis dan kakak yg tadi kembali dtg dgn motor yg berbeda, maka jadilah aku dan Dede rempetan d motor Darwis dan Yuzar d bonceng oleh kakak tersebut. Nama kakak tersebut adalah Mr. Faruq, dan aku baru mengetahui nya setelah 2hari kemudian setelah hari pertama aku d Awareness.
Hari pertama nyampe d pare, tepat tgl 25 dan itu artinya adalah hari pertama juga untuk memulai program d kursusan.. tp untuk kita apa sh yg gag bisa selama ada darwis,, hhaha.. ketika sdg daftar mngurus peradministrasian, Darwis minta bolos untuk gag masuk dlu hnya untuk hari itu,, so what? ”That’s fine, never mind”, Mr.Faruq said. hhehehe
Kita mngambil program VIP (Very Important Program) plus camp. Dsna kita dpt 4program, yaitu Sound Structure 1 & 2, Speaking 2 & Intermediate Speaking. Plus program dr camp, (study camp setiap bada Shubuh and bada Maghrib) dan juga Study Club setiap bada Isya ampe jam 9 malam… tau gag sh, awal ketika pendaftaran waktu itu sebenernya sedikitpun aku bingung, aku gag ngerti lho mngenai prosedur tersebut,,, aku baru paham setelah 3hari berjalan belajar, hhehe… maklum, klo kata si darwis mah “kamu kn emang oneng, pentiumnya emng lola..”huft…
Nah…. Setelah beres dr office, kita d anterin ke camp… aku ma Dede dpt di Camp4, sedangkn Darwis &Yuzar dpt d Camp Office..sedih amet tau,, tutor di camp kita lg pulkam, said ibu yg punya rumahnya… so kita gag bisa lgsung masuk camp,padahal maunya tuh kepengen rebahan badan, maklum udh perjalanan hampir 24 jam brow… capeee sangggaaaat…..
Bengong, LD, kucel… itulah sedikit gambaran ekspresi wajah kita berdua, duduk termenung dgn tatapan nanar memilukan setiap org yg memandangnya,, hiks… kita duduk di sofa samping Camp4, yg deket tempat sepeda2 sewaan milik ibunya… aku ma Dede sama2 diam, sama2 tau sdg LD, dan sama2 mendengarkn obrolan si ibu m anaknya yg tak kami mngerti sedikitpun mereka tengah membicarakan apa.. adzan Dzuhur telah berkumandang, namun kami msh terlihat berantakan spt korban pengungsian yg bingung krn kehilangan tempat tinggalnya, #lho….
Pkl. 12.10 Darwis sms, dia blg klo dia udh mandi dan telah selesai beres2 barang, dia ingin mengajak kita luch together,, sedihnya aku baca tu sms… “jngankan lunch, mandi aja kita belum,,”pikirku dongkol dlm hati..
Pkl 12.30, dua orang perempuan dtg ke dpn Camp4, ku ketahui nama mereka setelah 15 menit kemudian… ternyata kunci Camp kami ada pd mereka. Nama mereka Lia dan Ana, mereka dr IAIN Sunan Ampel,” wow… saudaranya UIN juga dund ya?” pikirku ngomong pd diri sendiri..
Setelah masuk ke dalam camp, segera aku dan Dede memilih kamar yg cocok bg kami… setiap kamar mempunyai ukuran yg berbeda, maka untuk kapasitas org yg berbeda2 pula.. setiap kuotanya tertera di depan pintu kamar masing2.. saat pertama memilih, kami memilih kamar dgn tulisan yg tertera di pintunya untuk kuota 6org, jelas itu adalah kamar terbesar yg ada d sna.. namun, ketika aku hendak membereskan brg2ku, dan memasukkan baju2 ke dalam lemari, ternyata kamar tersebut telah ada pengisinya, krn d dlm lemari tersebut telah terisi barang2 nya.. setelah di amati, ternyata eh ternyata itu adalah kamar tutor kami yg sedang pulang kampung… alhasil sejak saat itu, segera kami keluar dr kamar tersebut, ngeri… hahahaha
tak lama kemudian muncullah satu teman baru kita, ia adalah Wulan dr UNY… Wulan tinggal sendirian di kamarnya yg memiliki kuota untuk 3org, maka jadilah aku dan Dede tinggal di kamar tersebut bersamaan dg Wulan.
Lama kelamaan Camp kami semakin ramai, ada Aisyah dan Via, mereka adalah calon2 bidan..
Ada Dita seorg calon perawat, ada mbak Berty dan teh Apiw dr Unpad (mrk calon2 apoteker), ada ustadzah Nia (uppss… jd keceplosan blg ustadzah, tu tuh panggilan nya Awis.. tp kyak’y jd d ikutin ma semua warga Awareness deh, hehe), ada Widya & Ririt yang gokil abis (mrk satu profesi ma aku dan Dede, calon guru English,, hehe), ada Resti dr jur Psikolog, (Resti udh jd kyk anak angkat ku, dia ampe sekarang manggil aku dg nama ‘mamah’ dan ke darwis ‘papah’..ckckck), ada teh Anggi dr bandung, satu komunitas dg teh Berty dan teh Apiw hnya saja teh Anggi dtg nya telat 2 minggu dr kedatangan kami).. oh iya, dan satu lagi, tutor kami semua… Miss Uzy... (duuh… tau gag sih, aku nulisin nama2 kalian sekarang tuh ngebayangin letak kamar masing2 dgn penghuninya tuh spa aj,, jd kangeeen tauuu…)
Banyak banget kisah kita selama 1 bulan di pare kemarin…
Oia, dsna kita punya 2 base camp lho klo kita lg bad mood… yaitu warung Ibu cantik, ato warung mbak Titik… warung ibu cantik terkesan enak buat nongkrong, tempatnya tertutup, atapnya oleh semisal daun2 kering gt jd rasa2nya adem aja klo diem d situ tuh walau lg sepanas apapun hawa d luar, duduknya kita lesehan, ibu dan mbak cantik nya (anak dr ibu cantik)juga baik2, ramah2…apalagi d tambah dgn adanya TV untuk para pembeli, makin menambah komplit alasan kita wt nongkrong dsna semakin meyakinkan aja… hehehe (abisnya TV d camp kita lbh bnyak acara konser semutnya dr pada acra asli dr siaran TV nya itu sendiri,,,) tp, untuk masalah harga bs d bilang mahal klo d bu Cantik itu, emang sih klo patokannya ma warteg2 yg ada d Jakarta emng standar, sama ko… tp klo patokannya m harga d warung2 nasi d Pare, harga d bu Cantik bs d blg mhal… naah… klo d mbak Titik justru sebaliknya, dsna muraah bgd, ya tp gt tempatnya emng gag terlalu PW… aku bnrn bangga certain harga makanan2 yg d jual di mbak Titik ke temen2 ku yg d kmpus saking murah meriahnya, “ayam penyet 5.500, pecel+nasi 3rb, es jeruk 2rb, es teh 1rb, tahu or tempe penyet 3.500, telor penyet 4rb”
Standar nya harga makanan d Pare emng segitu, soto lamongan 5rb (udh trmasuk nasi), mie ayam 3rb, bakso 4rb,nasgor 5rb ect… lupa aku dsna makan apa aja ya,,?
Oia, biaya warnet dsna jg murah lho cuman 2rb rupiah per jam nya,,
Sewa sepeda jg cukup dg 50rb untuk penyewaan selama satu bulan…
Amazing, right…??
Satu hal yg aku kangenin d sna tuh,, pngeen naik sepeda sepuasnya lg…. huhuhu
Tau gag sih, perjuangan ku wt bs naik sepeda tuh gag gmpang lohh…
Aku sempet vacuum gag pernah naik sepeda lg selama 5thn kebelakang, so jd lupa2 gmn gt.. alhasil, ttp aja aku hrs belajar naik sepeda lg kn?? Tp aku msh bersyukur, sebelumnya aku pernah menyemat bangku ‘belajar sepeda’, jd aku gag perlu belajar total dr nol… yg kasian dede, ia beneran sebelumnya belum pernah belajar naik sepeda jd kemarin selama di Pare tuh ia bener2 belajar ampe lecet2 sgala, walau pd akhirnya ttp blm bs juga,, ckckckck… sabar ya say….
Selama 2 hari setiap bada Ashar, aku di temenin darwis belajar naik sepeda.. takut2 aku mulai mengayuh sepeda, masih agak kagok setiap kali akan memulai nya, pasti sepeda selalu oleng dlu arahnya, baru deh bs lurus lagi… huft… selama satu minggu aku msh blm bs belok, setiap kali ada belokan aku lebih milih turun dr sepeda lalu mendorong sepedanya dr samping, bs kebayang ga sih..??hhehe…
‘Practice makes paerfect’… that’s true, trust me..!!!
Setiap hari aku mencoba berlatih, akhirnya selama seminggu aku bs naik sepeda dg lancarnya, hanya saja msh blm bs lepas tangan… pernah satu waktu, pipiku gatel bgd waktu lg bawa sepeda, lalu aku coba menggaruknya pke tangan kanan namun sedetik kemudian sepedaku lgsung oleng, kehilangan keseimbangan gt deh… malu banged aku saat itu,, hehehe
Dan jelas, Darwis yg ada di belakang ku terlihat menahan tawa atas tingkah ku barusan… huft..
Alhasil pas tiba saatnya weekend, aku bs dund ikutn touring at Alun-alun Pare by bicycle.. hhehehe.. seneng bgd rasanya, wuih…. Bs kebayang gag sih, kita satu camp bersepeda ria tepat dr jam 7pg ampe pulang lg tuh jam9.. hhihiihi… pas, udh nyampe camp lg, segera aku laporan m Darwis mngenai perjalan kami tadi, aku yg agak ceroboh pas lg belokn ampe2 mau nabrak ibu2 yg lg belanja sayuran, hhehehe.. samar2 aku denger ada salah satu ibu-ibu yg blg gini ke aku, “Ya ampuk nduk… hati-hati toh kamu bawa sepedanya.. waduh waduh…!!” dan pd saat itu jg aku lgsung tancap gas aja, tanpa sempat meminta maaf terlebih dhulu…maklum, terkadang processor di otakku itu telat bgd untuk merespond sesuatu, hhaha.. baru setelah 100meter jaraknya dr kerumumnan ibu2 di tukang sayur td aku baru nyadar, “Kenapa tadi gw gag blg minta maaf ya m ibunya? Ah.. dasar oneng.. udahlah, tanggung jg, udh kelewat jauh sih.. Maaf ya bu..!!”hhehehe.. saat itu aku hnya bs mntertawakan diriku sendiri,
Weekend pertama di Pare kita jalan2 dg mnyewa travel,, “wuiih… gaya bener ya..!!” hhahaha
Awal rencananya kita cuman pengen ke Gumul aja via odong-odong,( mereka jd kpengen nyoba naik odong2 krn cerita aku, Darwis, Syukron, Dita, dan Mr. Fatah yg sebelumnya kita udh nyoba naik odong-odong ampe pusing sendiri saking rutenya jauh sangat…)#untuk cerita versi odong2 akan d bahas nanti d segment yg berbeda… (saking banyaknya cerita yg pengen d certain jd kyak gini nih..) back to story… so, kita warga Camp4 ber have fun ria saat itu,,, kecuali ada beberapa yg memang ada urusan lain jd gag bs join brg kita,, kyk Widya,Ririt,Resti yg hrs pulang ke rumah mereka, Ana dan Lia (aku lupa mereka pd saat itu gag ikut gra2 knp ya..?) dan Miss Uzy, yg persisnya knp aku jg gag tau knp beliau gag join m kita, tp yg aku tau Miss Uzy emng maunya naik odong-odong sih jd via transportasi lain mungkin bawaannya jd gag mood,, maybe..(upps… ‘nothing maybe nothing because’, said Mr.Ilmi).
Akhirnya perjalanan kitapun di mulai dgn start dr depan office tepat jam setengah 3 sore.. padahal sebelumnya kita udh bner2 putus asa saking bingungnya mau nyari angkot kemana, nunggu odong-odong lewat jg percuma, wong kpn ngelewatnya juga kita gag tau, kita kn gag pegang jadwal odong2 biasa lewat Awareness.. huft… sampe saat itu itu jg muncullah Mr.Kholis,wuiiih… ‘our Hero’… hehehe
Mr.Kholis lngsung naik sepeda motor barengan darwis, ‘dasar tu bocah, nempel2 bae udh kayak ayah m anak aja..’pikirku saat itu ketika mereka telah menghilang dr pandangan kami..
20menit berlalu, mereka kembali dgn membawa berita gembira.. ‘ada travel cuman bayar 150rb aja, ampe sepuasnya mau keliling2 kemana bae jg dah,, pokoknya ampe kalian jelek kta abangnya jg..’said Darwis..
Kita berangkat juga akhirnya dg 4 orang guide para lelaki, (blg nya sih gt, padahal mumpung2 ada kursi yg msh kosong aja kalii, jd mereka bs nebeng jalan2 gratis.. hehehe walau pd akhirnya mereka ttp hrs bayar jg krn d akhir perjalanan mendadak bpa supirnya menaikkan harga sedikit dr kesepakatan awal, dan akhirnya yg tambahan harga trsebut jd tanggungan keempat guide tersebut aja deh.. hehe) aku gag tau jelas brp mereka patungan buat bayarin harga tambahannya, karena d akhir perjalanan ada satu incident yg terjadi pdku,, hihihi.. in the last story I’ll tell u about it. What happen with me?
Rute perjalanan kita trnyata berubah total, kita memulai perjalanan dr Gua Sekoto #klo gag salah sih itu namanya, hehe(dmn persis lokasinya aku juga lupa, ntar klo ada yg inget kasih tau lani ya guys..#perasaan dr td banyak bgd lupanya ya gw? ckckckck)
Pas nyampe sana, hujan deras mengguyur bumi… padahal jujur asli, pemandangan dsna cakep banged dah… sayangnya ujan,,hiks..
Kita agak neduh sebentar di mushala, sembari menunaikan shalat Ashar.. lalu bersambung menuju sebuah warung. Sumpah, pada saat itu aku ngerasa dingin bgd, perutku berasa gag enak, melilit kayak maag tp aku tau tu bukan maag..
15menitan kurang lebih kita diem d warung, krn factor perut dan factor hujan juga yg menjadi alas an kita msh bercokol d tu tempat,, hehe.. apalagi d tambah kondisi badan ku yg saat tu gbs d ajak kompromi,, ampe2 the apiw said, “lani…pucet bgd deh…”sembari memijit2 punggung ku dgn tulus,,aku sempat ngeliat raut muka Darwis d saat2 aku menahan sakit perut anehku itu, wajah yg teduh, gag bawel kyak biasanya, dahi mengkerut kyk yg bingung (mungkin bingung hrs ngelakuin apa wt aku,,hihi narsis gila gw), lalu pandangan kita sempat beradu, sebelum akhirnya ia memesankan teh tawar anget untukku… ‘thanks..’aku berucap dlm hati, saking sakitnya mengeluarkan suarapun gra2 tu perut.
Setelah di rasa2 sudah cukup lama kita berdiam diri d warung, hujan d luar pun sudah mulai agak mereda, dan mengingat waktu juga yg udh semakin sore, alhasil kita memutuskn untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju Gua Sekoto… ‘gua yg cantik’, pikirku ketika pertama melihatnya walau mash dr jauh jg… aku gag tau klo ternyata ucapanku tersebut bs jd bumerang bg ku sendiri.. kita take picture banyak bgd dsna, pokoknya bner2 gag inget tempat deh.. jepret sana.. pindah lagi, jepret sini.. bernarsis2 ria bged.. aku jg ikut2n, tp mungkin kadar nya msh jauh sangat jika d bandingkan m teh apiw dan mbak berty, hehhehe.. jngan di tanya lah klo untuk mereka mah..hehehe
Ada satu hal baru aku sadari setelah aku nyampe camp lagi,, sakit perut melilitku yg 5menit sebelumnya seolah menyedot habis semua persediaan tenagaku, namun setelah aku masuk ke dalam guanya, semuanya bener2 hilang seketika… ketika semua orang msh sibuk dgn pengabadian moment (alias foto2), aku malah d sibukkan dg ketertarikan akan isi dr dalam gua tersebut, kayaknya hnya aku yg bersikap spt itu pd saat itu… aku mengelus pelan setiap fase2 relief gambar yg timbul dr dinding2 gua tersebut, aku merasa nyaman berada dsna pd saat itu, aku merasa hangat, aku merasa seseorang membisikkan sebuah cerita dr arti pada setiap relief yg aku elus tersebut… ntah siapa, aku tidak memikirkan nya.. hal spt ini acap kali trjadi pd ku dlm waktu yg tidak bs aku manage sendiri, ia dtg dan pergi tnpa bs ku mau..
Kalo saja darwis gag masuk dan mengingatkn aku untuk segera keluar dr dlm sana, ntahlah… ia telah memahami salah satu penyakitku yg ini, maka pd saat itu jg aku mlh lngsung menarik paksa tngannya, lalu segera aku menunjukkan relief2 gambar tadi yg 2 menit sebelumnya msh aku elus2 takjub pd nya, aku menceritakan maksud2 dr semuanya adalah membentuk sebuah cerita, sebuah kisah… yg aku sendiripun tak tau, apakah kisah yg nyata, atau hnya ilusi semata.. satu pertanyaanku, “siapa pembuat relief2 tersebut?”
5menit kami berdua di dalam gua, Darwis terlihat tidak nyaman dg kondisi aku yg mulai menceracau, (yg baru aku tau setelah ia menceritakannya pd ku keesokan harinya). Kecemasannya memaksanya untuk menarik paksa aku keluar dr dalam sana, namun di ambang pintu masuk gua mataku tertuju pada sebuah patung di sebelah kiri (jika posisi akan masuk, namun akan menjadi d sebelah kanan jika posisimu akan keluar dr dlm gua). Langkahku otomatis terhenti, “sebentar”, ucapku tegas pd org yg tlh berani menarik paksa lengan kananku, (yg baru aku sadari juga setelah sampai camp, ternyata berbekas merah). Ia menurut, menghentikan langkah, lalu melepaskan genggaman tangannya. Tak ingin membuang bnyak waktu percuma, segera aku mendekati patung tersebut. Aku amati ia dr atas sampai bawah, “patung buaya ya bi?” tanyaku pd darwis meminta pendapat. “hhmmn.. kayaknya bukan, itu patung ular lan…” sejenak aku berpikir, salah satu relief gambar d dalam gua pun bnyak memuat gambar ular2, dgn para manusia dan perkampungan2nya… jelas, tidak mungkin itu patung buaya, pastilah patung ular. “ ini patung Ratu Ular yank…”ucapku pelan, ntah org yg aku ajak bicara bs mendengarnya atu nggak, namun bs ku pastikan jelas ia tdk mendengarnya krn tak kudengar ia merespond ucapanku barusan.. tapi, aku memang tdk mengharap ia menjawab ucapanku… biarlah… tangan kananku kembali tak bs diam, ia kembali mengelus sesuatu yg asing di hadapanku.. ku elus patung ular tersebut dr mulai mahkotanya sampai bagian bawah patungnya, ku ulang gerakan yg sama selama 3x.. ku tau, Darwis msh saja memerhatikan setiap yg ku perbuat dg perasaan was was..gerakanku terhenti saat aku hendak melakakukan gerakan yg sama untuk yg ke empat kalinya, tepat ketika ia berucap “yuk lan..kita pergi nyusul yg lain”, dan pada saat aku menghentikan gerakanku tersebuat tepat tanganku tengah mnyentuh mata sebelah kanan patung ular itu… tanpa mngelak, aku menurut pada nya…
Kami masih melanjutkan foto2, tp rasanya kadar semangatnya tlh jauh berkurang, tdk seperti sebelum ke gua… aku melupakan sejenak patung ular, aku kembali dg teman2 cewe lainnya, mengabadikan moment bersama mereka, teman2 baruku yg unik…
Hari sudah mulai larut, lembayung sore tak terlalu terlihat krn trhalang oleh awan bekas hujan yg baru saja pamit meninggalkan daerah yg di tinggalkannya mnjadi basah… namun dapat kupastikan, pd saat kami meninggalkan lokasi gua adalah sekitar jam5sore… perjalanan berlanjut menuju mesjid Agung Kediri, kami sempat foto2 dsna, “kapan lagi kita bs datang kesini? Gag akan kesempatan kedua lan..”teh apiw said setiap aku menggeleng-geleng melihat teh apiw yg selalu terlihat narsis tp manis setiap akan mengabadikan dirinya pd setiap tempat berbeda yg d anggap baru.. hhahaha..mabak berty said, “kn sebagai bukti konkret bhwa kita benern eksis lan, bneneran udh pernah menginjakkan kaki ke tempat trsebut..”
Pd saat itu aku hnya bs tresenyum melihat tingkah mereka berdua,,, ^_^
Setelah selesai menunaikan shalat maghrib, perjalanan kembali berlanjut, kemana lagi klo gag ke Gumul.. klo d tanya emng Gumul tuh tempat apaan dah? Lha, aku sendiri jg bingung deh hrs jawab apa,, hehe.. yg pasti, tempatnya cakep dah buat foto2.. (hahaha lagi-lagi foto2)
Oke, msih ingat kah ttg insiden d akhir perjalanan yg trjadi pd ku?
Hhmmn,, ntah knp tb2 aku gag sadarkn diri, pingsan, atau ntahlah aku jg bingung… (gag elit bgd ya pingsan d mobil) yg jelas bkn krn factor pengap, sakit, apalagi krn mabok… travel yg kami tumpangi telah sampe d tempat td start kita brangkat, yaitu d dpn office Awareness.. dan semua penumpangpun udh turun, tinggallah aku dan darwis.. aku tau pas Darwis mncoba membangunkan aku, “lan… bangun udh nyampe”.. namun aku gbs bangun pd saat itu, kaku…
Ia kembali mencoba membangunkanku, ttp tak ada respond yg bagus dr diriku, aku bs denger nada panic suaranya, “sebentar pa, kayaknya dia pingsan deh..”
Kembali ia mengguncang pelan bahuku, nihil…
Terdengar kepanikan dr teman2 cewe ku yg sudah berada di luar mobil, aku jug abs ngdenger suara Wulan, “wis, coba d pangku aja.” Aku bingung, aku gag tau hrs berlaku bgaimana, aku gag mau d pangku Awis, malu bged gw… aku berusaha membuka mata, aku usaha wt bangun… dan ketika tepat baru akan keluar dr travel aku bs bangun.. serentak semuanya mngucapkan hamdalah, dan ucpan hamdallah terakhir yg bs aku dengar adalah dr mulut darwis, ucapan kelegaan… akupun segera menghembuskan nafas tersenggal, cape bged rasanya.. kayak udh lari sprint aja, ngos2n nafasku… jelas aku baru aja membuka mata, tanda tanya bukan?
Hampir tiap weekend kita jalan, sungguh membuat budget pengeluaran jd membengkak, melebihi anggaran sebelumnya… ckckck…
Satu waktu, di lain kesempatan yg bukan sedang weekend. Aku dan Darwis baru aja keluar kelas Speaking2, pada saat itu tepat jam 8.30.. jadwal rutin kita biasanya kita lgsung ke bu cantik atau mbak Titik, jelas kita kn lapar..hehehe.. (kita gag barengan Dede dan Yuzar, mereka punya jadwal kelas yg beda ma aku dan Darwis).. nah,pas lg galau mau makan dmn, eh ada odong2 lewat depan Awareness, so tanpa minta konfirmasi terlebih dahulu Darwis langsung aja narik paksa aku naik tu odong2.. cukup lama jeda kami kosong sampe nunggu jam10, krn jam 10 kita baru masuk lg kelas Sound Structure1 oleh Mr.Kholis.. pas udh duduk d atas odong2 itu, ada Dita dan Syukron yg juga baru keluar kelas, jadilah mereka berdua jd mangsa selanjutnya kita.. gila,,, padahal mereka msh ada jadwal masuk kelas Vocab, tp dg mulusnya Darwis mlh membujuk mereka buat bolos aja demi odong-odong tercintanya, lho… bujukan itu berhasil, Dita dan Syukron masuk perangkap Darwis,, satu menit berlalu, odong2 msh blm mnunjukkan tanda2 amau brangkat, ia masih giat berburu penunpang, gag pandang bulu siapa aja, pokoknya odong2 mereka penuh… gag peduli mahasiswa2 yg padahal msh punya kelaspun, di rayunya supaya mau naik odong2 miliknya, sama seperti Dita dan Syukron..hhehehe
Mata kami sama2 menangkap sosok Mr.Fatah, maka kami panggil dia.. pikiran kami sama2 ingin menambah korban lagi, maka mumpung ada Mr. Fatah knp nggak coba mbujuknya trlebih dahulu?hhahaha… walau tanpa ada konfirmasi persetujuan, bahwa kita akan sama2 mencari mangsa lain namun pikiran kami bertaut satu sama lain, pikiran satu…(jiah bahasanya beudh…).
Odong2 bergerak maju, kita berlima berangkat dg niat ingin keliling Pare…
Ternyata semuanya d luar dugaan, awalnya kami kira naik odong2 tdk akan memakan banyak waktu, ternyata perkiraan itu meleset… rute dr kereta tanpa rel tersebut jauuuuh sangaaaat….
Kita bner2 keliling semua kecamatan yang ada di Pare, bener2 ampe puyeng sendiri, ampe terkantuk2 malah… (mana nahan gag ngantuk, sepanjang perjalanan adalah pemandangan lading layaknya d pedesaan2 gt, dg angin sepoi2 yg spt menghipnotis setiap mata untuk menutup krn ngantuk..) ada satu hal menarik yg berkesan bg ku sewaktu di odong2 tersebut, kami bercakap banyak hal dg sebuah keluarga yg duduk tepat di belakang aku dan darwis, seorang ayah, ibu, dan 2 org anak perempuan cantik.. anak yg plg gde usia SMA,dan si bungsu baru berusia 1thn…
Ketika odong2 tengah menjalankan misinya, yaitu membawa kami puter2 Pare, sempet2 nya darwis malah pengen ngegendong si kecil Kesya (klo gag salah tu nama’y).. anaknya pun gag nangis pula pas di pindah tangan dr tangan ibunya ke tangan Darwis, so saat itu jg segera Darwis mngeluarkan titahnya pd Syukron untuk mengabadikan moment tersebut, sebelum anaknya berubah pikiran mnjadi nangis…aku yg lg terperangah memperhatikan tingkah cowo d sampingku tersebut, malah di tarik paksa untuk ikut berpartisipasi dlm moment pengabadian moment itu,, huft.. jelas sudah, semua keluarga Kesya yg ada tepat di belakang kami tertawa.. 3x jepretan qt berfoto layaknya sebuah keluarga bahagia, (dg adanya seorang ayah, ibu, dan seorg anak manis di tengah2 nya), maka saat itu juga Darwis malah memyerhkan Kesya pd ku, betapa kagetnya aku saat itu yg tb2 di diberikan wewenang untuk menggendong Kesya, jelas aku takut… masalahnya aku duduk terlalu pinggir, blm lg aku kn msh blm terampil memegang anak yg masih cukup kecil spt Kesya, ngeri, mana anak org pula… “lan… tolong, sakit perut gw di injak ade nya”, ucap Darwis seraya menyerahkn Kesya pd ku,, secara spontan jelas aku hrs menerima Kesya dr pada tu anak mlh jd jatoh, bs jd berabe… aiduh…
Bête… lama kelamaan kita,, aku melirik jam tangan yg selalu setia menemaniku, terperangahlah kita pada saat itu jg, “duh… udh jam 10 tau gag she..!!” spontanku berucap demikian, guna memberitahukn pada keempat temanku yg lain… respond mereka cukup dg ekspresi lemes, tanpa membalas berucap… apalagi Mr.Fatah, keliatan nya dia kyk sedikit dongkol ma kita yg udh narik paksa dirinya,, kalian taukah ada apa dg jam10 sehingga membuat semua org jd kyk gni?? Karena, tepat jam10 kita semua ada kelas Sound Structure1,, jangan yanya Dita dan Syukron, mereka mlh udh membolos kelas Vocab sejak td jam setengah9, dan sekarang mungkin mreka hrs kembali bolos kelas lg… aku sendiripun gbs menyebunyikan rasa dongkol hatiku dr darwis, jelas Darwis sangat mengetahui situasi yg mnjd tidak kondusif,, maka ia pun segera berucap, “duh… sorry bgd ya, gra2 gw ngajak kalian jd telat gni deh kita masuk kelas”… tak ada jawaban dr siapapun, aku hnya membalikan muka pd nya, tersenyum,, Mr. Fatah, Dita, dan Syukron yg duduk di depan kami diam tak berucap sedikiypun.. akhirnya darwis segera mengulang kembali kata2nya yg 5 detik lalu ia ucapkn sembari menepuk pelan bahu mereka bertiga.. “iya.. gpp, nyantai aja sih..” sahut Mr.fatah..
Setengah jam berlalu setelah moment diam2n kami, lalu kamipun telah kembali di tempat start td naik odong2, yaitu d depan office Awareness.. segera kami meloncat dr odong2 trsebut, membayar kewajiban atas tumpangan panjang kami sebanyak 3rb rupiah, lalu cepat2 berjalan mnuju kelas yg seharusnya sejak setengah jam yg lalu kami telah berada di dalam…
Tak lupa berucap salam terlebih dahulu, lalu kamipun masuk… otomatis pembelajaran dsna mnjd terhenti, dan semua tatapan umat dsna mnjd teralih pd kami berlima… menyadari betul akan sikon seperti itu, Darwis seolah mengambil alih tugas penjelasan yg seharusnya kami lakukan atas keterlambatan berjamaah kami… “maaf sir… kita udh naik odong2 dlu, di kira cuman sebentar doang, lha ternyata jauuuuh sangaaaaat,, dua jam kita keliling2 Pare ampe bosen sendiri”.. berani sumpah aku berpikir pasti Mr.Kholis merasa mnjd seolah seorg bapa, yg diberikan penjelasan detail atas kenakalan kecil yang telah di lakukan anak2nya, karena usai penjelasan Darwsi tersebut tak hentinya Mr.Kholis tertawa sembari menggeleng2kn kepalanya.. hehehe…
Cerita belum berakhir sampai sana,, bukankah tlah aku katakana sebelumnya bahwa setiap weekend dsana kami selalu main keluar, dan kami berada dsana cukup lama mas brow,, 1bulan… jadi, simaklah cerita2 lain dr kisah duka cita kami d Pare,, terkhususkan untuk para Alumnus Awareness Academic,, “Alumnus = Alumni ga lulus-lulus”, said Mr.Zero..
Do you know, who’s Mr.Zero??
Yup,, siapa lg klo bukan Mr.Darwis…
Sejarah nya tuh jadi kayak gini, seperti yg kita ketahui bahwa seorang darwis yg kita tau adalah seorang yg berbadan lebih besar dr kebanyakan lelaki lain, ia memiliki porsi badan yg tinggi namun juga gembul,,hehe (peace ya bi… ^_^), dan lgi Darwis jg adalah seorg mahasiswa jurusan matematika..maka dr itulh most all people in there called him with Mr.Zero…
Dan lagi, jika Darwis dan Yuzar tengah bersama maka semua org akan memanggil mrk berdua dg panggilan Mr. Ten.. hahaha.. ada2 aja ya…
Dg alasan yg sama, karena Yuzar pun adalah seorag mahasiswa jurusan matematika d tambah lg dg porsi bdan yg sebaliknya dr darwis,, maka jdilah mrk jd sepasang teman yg terkenal di kalangan Awareness… ckcckckck…
Tak terasa pembelajaran di Awareness telah berlangsung selama 2 minggu, dan itu artinya akhir dr setiap periode belajar di Pare, yaitu akhir dr periode 25.. bagi teman2 kami yg hanya mengambil kursusan selama 2 minggu atau bg teman2 yg telah ada d Pare 2 minggu sebelum kedatangan kami berempat, maka ini adalah detik terakhir kami dapat bersama2 di Awareness.. maka tepat mlm Sabtu kita semua warga Awareness akan mengadakan Duren party… semua warga camp Awareness berkumpul untuk sedikit ber have fun, walau konteks nya tidak selalu have fun krn kita akan berpesta Duren, jelas karena bg ku Duren itu gag enak, aku gag suka buah berduri yg mempunyai bau amat sangat menyengat tersebut…
Beberapa hari sbelum hari H, Miss uzy telah memberitahukan kami warga camp nya untuk mempersiapkan sebuah penampilan wajib dr setiap camp untuk acara tersebut… dan rencana itulah yg ada dalam benakku, aku menodong Wulan untuk menyanyi salah satu lagu yg kami dapatkan dr Study camp sewaktu listening music satu minggu yg lalu,,’Jar of Heart by Christina Perri’… “ntar aku sendirian gt lan?” Tanya Wulan, mulai berantusias atas rencanaku walau masih terbaca nada ragu dlm bicaranya. Lalu, segera aku tau bahwa aku harus meyakinkannya, “nggak ko, ntar km di iringi ma keyboard, Darwis jago nya..” dan rencana itupun muncul gt aja, tanpa sempat aku Tanya terlebuh dahulu org yg bersangkutannya untuk meminta konfirmasi, namun aku tau bahwa ia takkan menolak permintaanku, hhehe (posesive amet ya gw?)
Feelingku gag meleset, ketika keesokan harinya saat aku mengutarakan maksudku pd nya, ia tidak menolak sedikitpun… ia hanya berkata, “dr mana ya disini dapet sewaan keyboard?”
Pertanyaan simple, tp fatal… aku gag mikirn itu, gubrak…
“coba tanya Mr.Kholis aja, mungkin dia tau…” hanya kalimat itu yg bs keluar dr mulutku utuk merespond pertanyaannya beberapa detik yg lalu…
Masalah penyewaan keyboard terselesaikan, ia dapat tempat penyewaan keyboard. Di sebuah café terdekat dr camp, msh d jalan Brawijaya… cuman keyboard gag boleh d sewa lam2 kata’y, lha…gmn jd’y ini padahal kn kita bukan hnya mau nyewa pd hari H nya aja, kita jg butuh latihan terlebih dahulu kn?? Rumit lg deh….
Lalu Darwis said, “yawdah,, ntr pas mau latihan, kita dtg aja ke café nya, kita latihan d sana, baru sore hari Jumat kita bawa deh tu keyboard ke sini..”
On Friday, February 3rd 2012
At 10 am.
“Coba sms wulan, dia lg dmn? Kita ke café bwt latihan gt..” said darwis pd ku…
Tanpa menjawab ucapan nya yg lebih mirip suruhan, (krn tanpa kata ‘help’), segera aku mengeluarkan hp dr dlm tasku, mencari nama Wulan dlm daftar contact, lalu mengetikkan beberapa kata untuk dikirimkan pd Wulan.. seling 1 menit berlalu, Wulan membalas pesanku, “oke..ayok, aku di camp..”
Tanpa merasa perlu membalas pesannya, aku dan Darwis pun berjalan meninggalkan kelas beranjak pergi menuju campku…
Sesampainya dsana, ketika aku hendak melepas sandal, darwis bersuara nyaring sekali, “Wulaaaan…. Ayuk main…”
Reflex, aku membalikkan arah pd nya, tepatnya utuk melotot… memberikan peringatan pd Darwis untuk tidak berlaku demikian, bhs tubuhku main saat itu jg, mataku melotot sembari mengarah pd rumah ibu yg punya rumah sbg tanda ‘malu atuh wis sama ibu nya..’
Darwis hanya meringis takut tp ketawa jg karena melihat reaksiku yg sperti itu…
Terdengar suara Wulan dr dalam camp, “iya… tunggu sebentar ya.!!”
_to be continue…_
Senin, 02 Januari 2012
Mario Teguh said...
Bersabarlah dalam kebingunganmu
karena ia adalah badai yang mengawali
musing semi yang menyuburkan tanaman
dan meranumkan buah-buahan.
Percayakanlah hidupmu kepada Tuhan,
karena sesungguhnya engkau
sedang nanar memandang cara-Nya
untuk memuliakan dirimu.
Semua yang harus mengendap dengan damai,
harus melalui pusaran ayakan
agar hanya yang terbaik tersisa
sebagai sifatmu.
Damailah.
Engkau akan sampai.
Mario Teguh
Mario Teguh Apakah engkau
termasuk yang sering menyesal
karena kemarahanmu?
Berhati-hatilah
dalam rasa marahmu itu.
Engkau memang bebas
dalam kemarahanmu,
hanya saja engkau tak bebas
dari kerugian besar atasmu
karena liarnya kemarahanmu.
Engkau disebut dewasa
dan berbakat
bagi kebesaran hidup,
jika dalam sebesar-besarnya
kemarahanmu,
engkau tetap ingat untuk
memelihara kehormatan dirimu
dan orang yang kau marahi.
Mario Teguh
Mario Teguh
Mario Teguh Sampai hari ini
saya masih agak idealis,
yang tidak tergesa
mengumpulkan uang,
yang lebih suka melayani
bagi kebahagiaan sesama.
Dan hari ini saya sudah lebih praktis,
melakukan yang sekarang mungkin,
untuk mencapai yang tadinya tidak mungkin.
Kalau dulu,
saya mencoba membuat ikan yang bisa terbang,
padahal sebetulnya saya bisa membeli burung.
Hmm … memang kita harus sabar
dengan pendewasaan diri ini.
Mario Teguh
Mario Teguh
Mario Teguh Engkau hari ini
adalah murid dari masa lalumu.
Jika engkau menghormatinya,
dan berlaku setia kepada petunjuknya,
maka hari ini-mu akan menjadi masa lalu
yang memuliakanmu di masa depan.
Maka mengapakah
engkau masih berkeras-kepala
mengulangi cara-caramu yang terbukti
hanya menggelisahkan jiwa baikmu
yang marah kepada ketidak-tegasanmu sendiri?
Sudahlah, segera lakukanlah yang baik bagimu.
Mario Teguh
Mario Teguh
Mario Teguh Tuhanku Yang Maha Penyayang,
Engkau memerintahkan
agar aku memuliakan orang tua
dan keluargaku,
dan agar aku memungkinkan
pencapaian impian hati mereka.
Aku tahu bahwa aku tak mungkin
menyembunyikan dari pengetahuan Mu,
tentang kerinduan hatiku
untuk mampu melakukan
yang Kau perintahkan itu.
Tuhan,
aku mohon Engkau membuka tabir
yang selama ini menutupi rezekiku.
Mampukanlah aku membahagiakan keluargaku.
Aamiin
Mario Teguh
Mario Teguh Sahabat Indonesia yang baik hatinya,
Marilah kita bekerja
dengan jujur dan sungguh-sungguh
dan bergaul dengan mendahulukan
sikap penuh hormat dan memajukan
kebaikan bagi orang lain.
Yakinilah bahwa
pikiran yang baik, kata-kata yang baik,
dan perilaku yang baik adalah sebab
bagi kehidupan yang baik.
Tidak ada cara buruk untuk mencapai kebaikan.
Hanya kebaikan yang membaikkan
Mario Teguh – Loving you all as always
06 Februari jam 8:24 · Suka ·
Mario Teguh
Mario Teguh Untuk yang sulit
memelihara fokus,
lamatkanlah ini
Tuhanku
Yang Maha Pemberi Petunjuk,
Telah bulat tekadku
untuk menjadi pribadi
yang damai dan berhasil,
tapi,
sulit bagiku tuk
menyatukan perhatianku
pada satu hal yang penting
bagi keberhasilanku.
Tuhanku,
janganlah Kau ijinkan aku
menuakan diriku
tanpa menjadikan diriku
mampu dan mapan.
Tajamkanlah ilmuku
dan terangkanlah jalan
yang harus kulalui.
Aamiin
karena ia adalah badai yang mengawali
musing semi yang menyuburkan tanaman
dan meranumkan buah-buahan.
Percayakanlah hidupmu kepada Tuhan,
karena sesungguhnya engkau
sedang nanar memandang cara-Nya
untuk memuliakan dirimu.
Semua yang harus mengendap dengan damai,
harus melalui pusaran ayakan
agar hanya yang terbaik tersisa
sebagai sifatmu.
Damailah.
Engkau akan sampai.
Mario Teguh
Mario Teguh Apakah engkau
termasuk yang sering menyesal
karena kemarahanmu?
Berhati-hatilah
dalam rasa marahmu itu.
Engkau memang bebas
dalam kemarahanmu,
hanya saja engkau tak bebas
dari kerugian besar atasmu
karena liarnya kemarahanmu.
Engkau disebut dewasa
dan berbakat
bagi kebesaran hidup,
jika dalam sebesar-besarnya
kemarahanmu,
engkau tetap ingat untuk
memelihara kehormatan dirimu
dan orang yang kau marahi.
Mario Teguh
Mario Teguh
Mario Teguh Sampai hari ini
saya masih agak idealis,
yang tidak tergesa
mengumpulkan uang,
yang lebih suka melayani
bagi kebahagiaan sesama.
Dan hari ini saya sudah lebih praktis,
melakukan yang sekarang mungkin,
untuk mencapai yang tadinya tidak mungkin.
Kalau dulu,
saya mencoba membuat ikan yang bisa terbang,
padahal sebetulnya saya bisa membeli burung.
Hmm … memang kita harus sabar
dengan pendewasaan diri ini.
Mario Teguh
Mario Teguh
Mario Teguh Engkau hari ini
adalah murid dari masa lalumu.
Jika engkau menghormatinya,
dan berlaku setia kepada petunjuknya,
maka hari ini-mu akan menjadi masa lalu
yang memuliakanmu di masa depan.
Maka mengapakah
engkau masih berkeras-kepala
mengulangi cara-caramu yang terbukti
hanya menggelisahkan jiwa baikmu
yang marah kepada ketidak-tegasanmu sendiri?
Sudahlah, segera lakukanlah yang baik bagimu.
Mario Teguh
Mario Teguh
Mario Teguh Tuhanku Yang Maha Penyayang,
Engkau memerintahkan
agar aku memuliakan orang tua
dan keluargaku,
dan agar aku memungkinkan
pencapaian impian hati mereka.
Aku tahu bahwa aku tak mungkin
menyembunyikan dari pengetahuan Mu,
tentang kerinduan hatiku
untuk mampu melakukan
yang Kau perintahkan itu.
Tuhan,
aku mohon Engkau membuka tabir
yang selama ini menutupi rezekiku.
Mampukanlah aku membahagiakan keluargaku.
Aamiin
Mario Teguh
Mario Teguh Sahabat Indonesia yang baik hatinya,
Marilah kita bekerja
dengan jujur dan sungguh-sungguh
dan bergaul dengan mendahulukan
sikap penuh hormat dan memajukan
kebaikan bagi orang lain.
Yakinilah bahwa
pikiran yang baik, kata-kata yang baik,
dan perilaku yang baik adalah sebab
bagi kehidupan yang baik.
Tidak ada cara buruk untuk mencapai kebaikan.
Hanya kebaikan yang membaikkan
Mario Teguh – Loving you all as always
06 Februari jam 8:24 · Suka ·
Mario Teguh
Mario Teguh Untuk yang sulit
memelihara fokus,
lamatkanlah ini
Tuhanku
Yang Maha Pemberi Petunjuk,
Telah bulat tekadku
untuk menjadi pribadi
yang damai dan berhasil,
tapi,
sulit bagiku tuk
menyatukan perhatianku
pada satu hal yang penting
bagi keberhasilanku.
Tuhanku,
janganlah Kau ijinkan aku
menuakan diriku
tanpa menjadikan diriku
mampu dan mapan.
Tajamkanlah ilmuku
dan terangkanlah jalan
yang harus kulalui.
Aamiin
Senin, 22 Agustus 2011
LIFE
What is our life? A play of passion,
Our mirth the music of division,
Our mother's wombs the tiring-houses be,
Where we are dressed for this short comedy.
Heaven the judicious sharp spectator is,
That sits and marks still who doth act amiss.
Our graves that hide us from the setting sun
Are like drawn curtains when the play is done.
Thus march we, playing, to our latest rest,
Only we die in earnest, that's no jest.
Sir Walter Raleigh
Fire and Ice
Some say the world will end in fire,
Some say in ice.
From what I've tasted of desire
I hold with those who favour fire.
But if it had to perish twice,
I think I know enough of hate
To say that for destruction ice
Is also great
And would suffice.
Yesterday
Yesterday is History,
'Tis so far away
Yesterday is Poetry
'Tis Philosophy
Yesterday is mystery
Where it is Today
While we shrewdly speculate
Flutter both away
Langganan:
Postingan (Atom)